Jamu Iboe Dorong Pelestarian Kebiasaan Minum Jamu di Acara Wastra-Rasa Nusantara

Jamu Iboe Dorong Pelestarian Kebiasaan Minum Jamu di Acara Wastra-Rasa Nusantara

Stan Jamu Iboe dalam acara Jelajah Rasa-Wastra Nusantara di Pakuwon Mall.-Ahmad Rijaludin Erlangga-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Jamu merupakan warisan budaya Indonesia. Karena itu, kaum muda harus punya greget untuk melestarikan tradisi tersebut. Itulah yang dipesankan oleh Jamu Iboe dalam acara Jelajah Rasa-Wastra Nusantara di Pakuwon Mall, Selasa, 15 Agustus 2023.

 

Jamu adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang perlu dijaga agar generasi mendatang juga mengenalnya.

 

Manajer Produk Jamu Iboe Perry Angglishartono, menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi oleh produsen jamu di era sekarang. Salah satunya adalah pandangan generasi muda terhadap jamu.

 

BACA JUGA : Club of Rotary Surabaya Gelar Jelajah Rasa-Wastra Nusantara

 

"Masih banyak generasi muda yang menganggap jamu ketinggalan zaman. Padahal kita perlu melestarikannya," tutur Perry.

 

Ia juga menambahkan bahwa produsen jamu sudah banyak berusaha mengubah persepsi negatif generasi muda tentang jamu. Menurut Perry, terutama di kalangan Gen-Z, masih ada pandangan yang kurang positif tentang jamu.

 

Perry percaya bahwa pandangan tersebut perlu diubah dalam pikiran generasi muda saat ini. Salah satu cara untuk mengubah pemikiran ini adalah dengan menciptakan variasi jamu yang memiliki rasa baru. Juga dengan memanfaatkan media sosial.

 

Upaya lainnya adalah dengan mensponsori acara budaya, makanan, dan terutama acara yang diminati generasi muda. Semua itu bertujuan untuk mendekatkan produsen jamu dengan generasi muda.

 

Selain menyokong acara, Jamu Iboe juga mendirikan stan di beberapa kampus. Misalnya, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya-Pakuwon, Universitas 17 Agustus Surabaya, dan Universitas Surabaya. Perry berpendapat bahwa langkah ini bisa menjadi titik awal untuk memperkenalkan jamu kepada generasi muda.

 

Jamu Iboe juga tidak ingin tertinggal. Mereka telah membuka kafe yang menjual jamu. Agar generasi muda tetap menghargai tradisi minum jamu dan menjadikannya tren. Mirip dengan budaya ngopi di kedai kopi modern yang populer di kalangan anak muda saat ini.

 

Leonard B., Presiden Club of Rotary Surabaya juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap generasi muda yang lebih menghargai budaya luar daripada budaya lokal.

 

Melalui acara Wastra-Rasa Nusantara, ia berharap budaya asli Indonesia, seperti kain batik dan minum jamu, dapat menarik perhatian generasi Gen-Z dan milenial. Ia juga berpesan kepada generasi mendatang agar tetap menjaga budaya batik dan tradisi minum jamu. (Nathan Gunawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: