Ingin Ikut Teater Atau Reenaksi Sejarah? Bisa Sewa Kostum dan Properti di Sini

Ingin Ikut Teater Atau Reenaksi Sejarah? Bisa Sewa Kostum dan Properti di Sini

KOSTUM SEJARAH LENGKAP: Dedy Risdijanto dalam balutan seragam militer Jepang. Ia membuka persewaan kostum dan properti sejarah-Dedy Risdijanto for Harian Disway -

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Dedy Risdijanto,memiliki usaha penyewaan kostum dan perlengkapan militer masa lalu. Khususnya yang berkaitan dengan sejarah.

Ada yang benar-benar asli, ada yang replika. Tentu senjata koleksinya adalah replika. Nama usaha Dedy adalah Dr Creations. Berlokasi di Jalan Kedungdoro IX no 9, Surabaya.

Momen kemerdekaan tahun ini, ia kebanjiran pesanan. Terutama untuk karnaval atau kegiatan-kegiatan reenactment. Yakni reka ulang sejarah yang digelar oleh komunitas-komunitas pegiat sejarah.


Dedy Risdijanto dengan seragam militer Kekaisaran Jepang.-Dedy Risdijanto-

Di antara sekian banyak koleksi seragam dan properti militer, koleksi paling langka adalah properti-properti peninggalan militer Jepang.

Properti itu sangat sering dikenakan Dedy dalam tiap acara bertema sejarah.

“Kata kawan-kawan, saya paling pantas kalau mengenakan seragam militer Jepang. Kalau pakaian pejuang dan Belanda, saya tidak cocok,” ujarnya.

Memang perawakan Dedy mirip orang Jepang. Kulitnya bersih dan matanya agak sipit.

Bahkan ketika mengikuti parade Surabaya Juang dengan mengenakan seragam militer Jepang, ada seorang warga asli Jepang yang mengira Dedy adalah orang Jepang asli.

“Orang itu atasannya kawan saya. Dikiranya saya turis Jepang yang sedang ikut parade,” ujarnya. Kemudian tertawa.

“Militer Jepang itu identik dengan topi “Ryokubo” yang memiliki kain panjang di bagian belakang. Kemudian “Tamere”, kantung peluru yang disematkan di ikat pinggang dan “Putee”, atau ikat kaki,” ungkapnya.

BACA JUGA:Begini Beda Samurai dan Katana, Juga Senapan Khas Tentara Jepang Masa Lalu

BACA JUGA:Chairil Anwar di Balik Lukisan Affandi

Seragam hijau tua biasanya dipakai petinggi militer Jepang. Sedangkan serdadu, mengenakan seragam hijau kecoklatan. Tamere berjumlah tiga buah. Dua di depan, untuk menyimpan peluru. Satu lagi di belakang untuk menyimpan alat-alat.

Sedangkan Putee biasanya diikatkan di bawah lutut hingga bagian atas mata kaki. “Untuk menguatkan kuda-kuda ketika berdiri,” ujar Deddy. Ia memiliki ketiga replika benda tersebut.

Replika-replika itu dibuat berdasarkan referensi yang dibacanya dari buku maupun internet. “Saya harus tahu ukuran standartnya, lekuk-lekuknya dan karakternya,” ungkap ayah satu anak itu.

BACA JUGA:Peringati Hari Kemerdekaan di Puncak Gunung Birah Kibar Merah Putih Mengangkasa di Atas Tanah Laut

Ia juga memiliki kacamata serta topi otentik yang dulu digunakan oleh pilot pesawat tempur Jepang. Usianya mungkin hampir delapan puluh tahun.

Kacamatanya berbentuk lebar. Warnanya sudah pudar dan pengait bagian tengahnya telah aus. Ia meletakkannya dengan hati-hati di sebuah alas berbahan goni.


Topi pilot pesawat tempur Jepang era Perang Dunia 2. Usianya telah 80 tahun.-Dedy Risdijanto-

Topi pilot pesawat tempur Jepang sudah kusut karena usia. Namun jika diraba, bahannya adalah kulit. Sedangkan bagian dalamnya dilapisi kain lembut. Masih terdapat cap dengan aksara Jepang.

Di halaman rumahnya terpajang puluhan benda antik, seragam militer jaman perang dunia II serta replika benda-benda lawas.

Replika kostum pejuang Indonesia pun ia buat sesuai bentuk aslinya. Yakni berbahan kain blacu, yang biasanya digunakan untuk karung terigu. Begitu pula strap berbahan kulit yang dikenakan menyilang di dada. Biasanya digunakan untuk menyematkan senapan.

Tarif sewa properti seragam militer tentara Belanda, Jepang dan Inggris pada era perang dunia II itu rata-rata sebesar 85 ribu rupiah. Paling mahal adalah pakaian ala Bung Karno. Tarif sewanya sebesar 125 ribu.

Dedy memulai usahanya sejak 2011. Ketika itu ia resign dari pekerjaan lamanya di sebuah perusahaan sepatu. “Tentu menyenangkan mengelola hobi yang mendatangkan pemasukan. Lebih punya banyak waktu dan bebas,” pungkasnya. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: