Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Untag Surabaya Memulai Petualangan Kebinekaan
Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) berfoto bersama pejabat rektorat Universitas 17 Agustus 1945 dan para dosen serta mentor.-Zaky-Harian Disway-
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali terpilih sebagai salah satu kampus penyelenggara program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Rabu, 6 September 2023, sebanyak 48 mahasiswa peserta program itu disambut di Auditorium Lt 6 Rektorat Untag Surabaya.
MUSIK itu mengalun. Khas Jawa Timur. Sejenak kemudian, tiga menari keluar. Langkah kaki mereka bergemerincing karena bunyi gongseng, gelang kaki yang dilengkapi lonceng.
Tiga penari itu adalah Cindy Lauren Anggono, Silvia Ramadhani Novitasari, dan Isna Nurrosyidah. Mereka adalah anggota UKM Tari Untag Surabaya.
Tiga orang itu tampil membawakan tari Remo. Tari penyambutan khas Jawa Timur, terutama Surabaya.
Ya, mereka memang sedang menyambut 47 mahasiswa program PMM. Inilah program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Lewat program ini, mahasiswa bisa berkuliah selama satu semester di kampus lain dari kluster pulau yang berbeda.
’’Tahun ini, ada 48 peserta PMM Batch 3 dari flagship Dikti yang memilih kuliah di Untag Surabaya. Tetapi, satu orang mengundurkan diri,’’ kata Wiwin Widiasih ST MT, ketua program PMM Untag Surabaya, dalam laporannya ketika penyambutan itu.
Karena itu, peserta PMM di Untag Surabaya pun begitu beragam. Ada yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, hingga Papua.
BACA JUGA : Pekan Budaya Akhiri Cerita Mahasiswa PMM Untag Surabaya
Yang asyik, selama satu semester itu mereka tidak hanya kuliah. Mahasiswa itu juga mengikuti program Modul Nusantara. Ini adalah kegiatan pengenalan kebinekaan di kampus tujuan. Mereka bisa mempelajari adat istiadat, nilai-nilai lokal, keragaman budaya, religi, hingga kuliner.
’’Karena itu, untuk lulus sebagai peserta, mereka menjalani tes administratif dan survei kebinekaan,’’ tutur dosen Teknik Industri Untag Surabaya tersebut.
Di Untag Surabaya, para mahasiswa itu dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing didampingi satu dosen Modul Nusantara plus dua mentor dari kalangan mahasiswa. Dan tahun ini, dosen Modul Nusantara di Untag Surabaya adalah Indah Nurpriyanti SPd MSc dan Doan Widhiandono SSos MIKom.
Sebagaimana para mahasiswa, dosen itu pun menjalani seleksi administratif dan survei kebinekaan. Mereka juga diminta menyusun program Modul Nusantara untuk para mahasiswa itu.
Tentu, masing-masing dosen punya cara berbeda dalam program itu. ’’Kelompok saya akan diajak mengenal keragaman budaya dan inklusivitas. Agar sesuai dengan moto Untag Surabaya sebagai Kampus Merah Putih, mereka juga akan diajak menyelami jiwa patriotisme,’’ kata Doan Widhiandono.
Rektor Untag Surabaya Prof Mulyanto Nugroho mengalungkan name tag kepada Gabriel Adam Silubun dari Universitas Musamus, Merauke, 6 September 2023.-Zaky-Harian Disway-
Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho menyambut hangat para mahasiswa tersebut. ’’Kedatangan peserta PMM ini mencerminkan miniatur Indonesia. Karena itu, nikmatilah proses belajar, berkarya sebaik-baiknya,’’ katanya.
Ia juga minta mahasiswa tak ragu-ragu mempelajari budaya Surabaya yang dikenal egaliter dan blak-blakan. ’’Ada istilah yang kalau diucapkan di tempat lain terasa kasar dan kurang ajar. Tapi, kalau di Surabaya, istilah itu justru menunjukkan keakraban,’’ kata Rektor. Tentu, yang dimaksud adalah sapaan/ungkapan cuk yang Suroboyo banget.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: