Fans Liverpool Menolak Ikut Bernyanyi saat National Anthem Britania Raya Dinyanyikan, Ini Alasannya

Fans Liverpool Menolak Ikut Bernyanyi saat National Anthem Britania Raya Dinyanyikan, Ini Alasannya

Dalam banyak kesempatan dapat dilihat fans Liverpool atau biasa dipanggil Kopites tidak ikut bernyanyi saat lagu kebangsaan Inggris dikumandangkan. --

HARIAN DISWAY - Dalam banyak kesempatan dapat dilihat fans Liverpool atau biasa dipanggil Kopites tidak ikut bernyanyi saat lagu kebangsaan Inggris dikumandangkan.

Bahkan tidak jarang juga The Kop sering mencemooh dengan berteriak “boo” saat National Anthem Britania Raya diputar. Kenapa bisa begitu?

Semua berawal dari dekade 1980-an saat masa kepemimpinan Margaret Thatcher. Pemimpin yang memiliki aliran konservatis itu dipandang tidak peduli dengan industri di Merseyside. Merseyside adalah nama wilayah di kawasan Inggris dengan ibu kota Liverpool.

BACA JUGA: Rela Pecahkan Rekor Transfer, Liverpool Bidik Bruno Guimaraes

Di masa-masa itu juga angka pengangguran dan tingkat kemiskinan di Merseyside sedang melambung tinggi. 

Lebih parahnya lagi dengan kondisi yang sedang sangat buruk. Pemerintah Inggris menolak untuk memberikan bantuan kepada wilayah Merseyside.

Tragedi Hillsborough juga menjadi salah satu penyebab kenapa fans Liverpool tidak mau ikut bernyanyi saat lagu kebangsaan Inggris diputar.

Penyelesaian dari tragedi Hillsborough dianggap mengecewakan oleh suporter-suporter Liverpool. Saat itu, media dan polisi menyimpulkan tragedi Hillsborough terjadi karena fans-fans Liverpool yang mabuk. 

Kesimpulan itulah yang juga dipercaya sebagai “framing” dari pemerintah Thatcher. Suporter Liverpool menganggap penyelesaian dari tragedi Hillsborough belum adil.

Faktor-faktor tersebutlah yang membuat Kopites atau fans Liverpool sampai saat ini tidak menganggap diri mereka menjadi bagian dari pemerintah Inggris.

Apalagi mereka memegang nilai-nilai kiri yang tentu saja berseberangan dengan konservatisnya pemerintah Inggris.

Dengan menyanyikan lagu kebangsaan Inggris “God Save The King”, supporter Liverpool menganggap diri mereka akan menjadi bagian dari pemerintahan Inggris. Makanya mereka menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan tersebut.

Tidak hanya itu, sebagai salah satu wilayah yang memiliki pelabuhan terbesar di Inggris. Tidak heran jika Merseyside banyak dihuni oleh imigran.

Imigrasi di wilayah itupun juga menolak mengasosiasikan diri mereka sebagai warga Inggris. Makannya kultur ”pemberontak” itu masih terjaga di Merseyside hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: