Pameran Koleksi Freddy Wijaya di Verwood Hotel & Serviced Residence Surabaya, Sengaja Dikeluarkan dari Gudang untuk Rangsang Kolektor Muda

Pameran Koleksi Freddy Wijaya di Verwood Hotel & Serviced Residence Surabaya, Sengaja Dikeluarkan dari Gudang untuk Rangsang Kolektor Muda

HARIAN DISWAY - Banyak pelukis Jatim yang punya nama besar. Namun, karya-karyanya tak begitu saja mudah dinikmati. Seorang kolektor lukisan, Freddy Wijaya, mengusung koleksinya. Untuk bisa dilihat masyarakat secara lebih luas.

Niatan Freddy bukan pamer koleksi semata. Misi utamanya adalah membuat masyarakat tak lupa dengan nama-nama pelukis Jatim yang hebat. Bekerja sama dengan Verwood Hotel and Residence Surabaya, ia mengeluarkan sejumlah lukisan dari galeri pribadinya, Filadelfia.

Verwood menyilakan Freddy untuk memajang koleksinya itu di seluruh area lobi hotel yang berada di Jalan Raya Kupang Indah 37-39 Surabaya itu. Apalagi sudah lama pihaknya tak menyelenggarakan pameran lukisan.

BACA JUGA: Aktualisasi Pengalaman Spiritual Yunus Jubair dalam Pameran “Mantra-mantra Kontemplasi”

Verwood sangat menyambut dan mendukung rencana Freddy karena koleksinya sengaja dikeluarkan dari gudang di galerinya hanya untuk dipersembahkan kepada publik.
Karena menunjukkan sisi keindahan Indonesia dari berbagai sisi, pameran koleksi Freddy Wijaya ini diberi judul “Indonesia Cantik yang Kucinta”. -Ahmad Rijaluddin-

"Karena menunjukkan keindahan Indonesia kami sepakat menjuduli pameran ini dengan Indonesia Cantik yang Kucinta,” kata Sales & Marketing Manager Verwood Hotel and Serviced Residence Surabaya Nanik Rahayu.

Tercatat ada 17 karya dari 9 pelukis Jatim yang dibawa Freddy. Yakni S Wanto, Yuda, Mohammad, Jhony K Soaloon, dan Windu Pamor. Empat pelukis yang sudah almarhum yakni Shochieb, Supar Pakis, Moses Misdy, dan S Toyo. “Mereka ini pelukis-pelukis Jatim yang tak boleh dilupakan kiprahnya,” terang Freddy.

Terus terang, menurut pengamatan Freddy, beberapa pelukis itu kurang lagi aktif berpameran. Sehingga masyarakat kesulitan untuk mengikuti perkembangan karya mereka. “Nah lewat pameran inilah minimal ada kesempatan buat siapa saja untuk menyaksikan karya-karya mereka yang ada di tangan kolektor,” ujarnya.
Suasana pesisir yang sangat khas digambarkan pelukis Moses Misdy dalam judul Terang Bulan VII (150x90 cm) yang dijual dengan harga Rp 25 juta. -Ahmad Rijaluddin-

Bahkan dengan kesediaan kolektor lukisan mempertontonkan karya-karya pelukis Jatim itu akan membangkitkan perbincangan tentang mereka kembali. “Seperti empat perupa almarhum yang bisa dikategorikan sebagai maestro Jatim. Paling tidak kita bisa mengenang kehebatan mereka,” terang pengusaha perhiasan mutiara itu.

Banyak peran yang ditorehkan oleh para perupa ini dalam perjalanan seni rupa Jatim. Seperti S Toyo yang meninggal pada 2000 itu harus diingat sebagai salah seorang pelukis realis yang konsisten sampai akhir hidupnya. “Pada zamannya, banyak pelukis muda yang segan terhadapnya karena sosoknya yang menginspirasi,” terang Freddy.

Dalam kesempatan ini Freddy hanya membawa satu lukisan S Toyo berjudul Latihan Menari (49x65 cm). Dari karya ayah dari perupa Lis S Toyo itu, orang akan tahu bagaimana goresan S Toyo yang lukisannya dikenal superhalus, super-rapi, dan super-detail.

Juga Moses Misdy, pelukis Banyuwangi, yang sampai meninggal masih sangat aktif berkarya. Kemampuan Moses dengan paletnya sangat mumpuni. Apalagi dengan tema pesisir, lukisan pelukis yang meninggal dalam usia 83 tahun pada 2021 itu sangat mudah dikenali. Dalam pameran ini, ada Panen Raya (150x90 cm) dan Terang Bulan VII (150x90 cm).

Buat Freddy sendiri, pertemuannya dengan beberapa pelukis-pelukis itu punya arti tersendiri untuknya. Beberapa nama itu dikenalnya dengan baik. Bahkan tak sekadar hubungan antara kolektor dan pelukis.
Salah satu koleksi Freddy Wijaya yang dikeluarkan dari gudang galerinya, Filadelfia, lantas dipajang di lobi hotel.-Ahmad Rijaluddin-

Seperti Supar Pakis yang dikenal dengan gaya surealis. Genre yang dipilihnya itu menunjukkan kejeniusan Supar. “Saya mengenal Supar dengan baik. Perjalanan hidupnya menjadi pelukis hebat Jatim sempat saya ikuti. Saat saya kenal, dia sedang sangat produktif berkarya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: