Kasus Kekerasan di Rempang: Mengabaikan Faktor Budaya dalam Pembangunan?
KOREA SELATAN lebih maju daripada Ghana karena mempunyai budaya yang lebih baik. Kasus kekerasan di Rempang menunjukkan pembangunan yang mengabaikan kebudayaan.-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia tak harus mengisolasi diri, tapi harus tetap berinteraksi aktif dengan negara-negara yang dikenal maju dalam bidang teknologi modern.
Para teknolog dituntut untuk mampu mengadopsi jenis teknologi yang sesuai dengan visi-misi negara, dan tidak ikut-ikutan dengan teknolog-teknolog Barat. Soedjatmoko menyebut hal itu sebagai kemandirian berilmu pengetahuan.
Kemandirian tersebut akan mendorong kita sebagai sebuah bangsa yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara-negara lain. Indonesia tidak sekadar menjadi objek negara-negara lain sebagai konsumen belaka, tetapi harus mampu menjadi negara produsen.
Soedjatmoko sangat pro terhadap perubahan. Namun, ia juga selalu mengingatkan pentingnya budaya bangsa. Contohnya, Jepang yang ketat dengan budaya tradisional-agraris, tetapi gencar membangun ilmu pengetahuan untuk industri.
Ia melihat bahwa kekuatan internal (inner strength) budaya adalah modal utama dalam kemajuan ekonomi.
Ia memprediksi India dan Tiongkok akan menjadi negara maju dengan kekuatan internal, SDM, kebudayaan, penguasaan ilmu pengetahuan. Prediksi itu ia buat pada 1960-an dan sekarang menjadi kenyataan.
Pesan utama pemikiran Soedjatmoko adalah pentingnya kemanusiaan (humanity) dan kebudayaan sebagai bagian dari inner strength yang menghasilkan kreativitas yang membawa kesejahteraan melalui penyelenggaraan kelembagaan negara dan penguasaan ilmu pengetahuan.
Kasus kekerasan di Rempang menjadi pengingat bagi kita semua mengenai pentingnya dimensi manusia dalam pembangunan. Kita semua juga diingatkan pentingnya faktor budaya dalam kemajuan sebuah bangsa.
Pembangunan untuk pembangunan an sich hanya akan melahirkan bencana sosial, ekonomi, dan politik. Kita harus belajar dari sejarah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: