Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo: Garap Sapi sampai Literasi

Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo: Garap Sapi sampai Literasi

Kepala Desa Muhammad Lutfi Mawahid, Babinsa Serka Agus Purnomo, dan bhabinkamtibmas Bripka Fauzan SH.-Boy Slamet-

Kelurahan Jrebeng Kidul yang seluas 193 hektare masih didominasi sawah dan tegalan. Sebanyak 20 persen penduduk adalah petani. Budaya yang terbentuk pun menjadi khas.

BANYAK warga Jrebeng Kidul yang memelihara sapi. Baik untuk aset atau keperluan pertanian.

Secara kultur, warga Jrebeng Kidul pun dekat dengan peternakan sapi. Setiap tahun, mereka menggelar Festival Sapi Brujul. Yakni balapan sapi di sawah selepas panen.

Sesuai namanya, sapi dipacu seolah sedang mbrujul. Membajak sawah.

Di kelurahan itu ada Pasar Sapi Wonoasih. Yang terbesar di Kota Probolinggo. Selalu ramai pengunjung saban Selasa dan Sabtu.

Nah, kerawanan utama di Jrebeng Kidul adalah pencurian sapi. Itulah yang jadi perhatian Serka Agus Purnomo dan Bripka Fauzan, babinsa dan bhabinkamtibmas di kelurahan tersebut.


Pengolahan limbah hewan yang disulap menjadi biogas.-Boy Slamet-

“Sebulan rata-rata bisa dua kali pencurian sapi. Kami tingkatkan siskamling di beberapa titik rawan. Sudah kita petakan,” jelas Fauzan. Patroli dan pengamanan ternak pun menggandeng RT/RW.

Saat ada laporan, babinsa dan bhabinkamtibmas langsung bergerak. Makin cepat laporan masuk, makin besar kemungkinan sapi ketemu. ’’Kami telusuri dengan melihat jejak sapi. Lalu kami kejar,’’ kata Serka Agus Purnomo.

Maling pun kerap sadar bahwa sedang dibuntuti warga. Biasanya, sapi ditinggal di curah (ceruk sungai, Red) atau perengan (lereng bukit, Red),’’ tutur Agus.

Kini, maling punya cara lain. Sapi dimasukkan mobil yang sudah dicopot joknya. ’’Sapi ditabrak mundur, langsung masuk, tutup, dibawa kabur,’’ timpal Fauzan. Sehingga, jejak sapi pun lenyap di tepi jalan. ’’Itu sudah hilang. Susah ditemukan,’’ sambung Agus.

Dua pilar desa itu juga kerap menyosialisasikan keselamatan berlalu lintas, memantau rumah kos, acara Jumat Curhat untuk sharing problem kamtibmas di teras masjid, pelatihan bela negara, dan sebagainya.

Di kantor kelurahan juga ada Omah Restorative Justice. Itu adalah ruangan yang dipakai untuk omah rembug. Biasanya untuk menyelesaikan berbagai sengketa agar rampung tanpa perlu ke ranah pidana.

Kata Lurah Jrebeng Kidul Lutfi Mawahid, pihaknya kerap memediasi sengketa waris dan tanah. Hingga konflik rumah tangga. “Ada pasangan yang kami mediasi hingga batal cerai,” kata Lutfi. Di situ juga dihelat mediasi kasus pencurian ternak yang pelakunya tertangkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: