Alvaro Operasi Amandel, Mati Batang Otak

Alvaro Operasi Amandel,  Mati Batang Otak

Ilustarsi mati batang otak.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Jangan Bongkar RS Otak dan Jantung Indrapura Karena Cagar Budaya

BACA JUGA:Infeksi Amandel vs Radang Tenggorokan

Pukul 15.00 WIB hari itu juga Alvaro tersengal-sengal. ”Bunyi napasnya sepeti orang tidur ngorok,” ujar sang ayah, Albert Francis. Ibunda Alvaro, Delima Sinaga, 36, sangat panik.

Dokter memeriksa. Menurut pihak keluarga pasien, tim dokter kelihatan sibuk sekali menangani Alvaro. Lantas, dilakukan tindakan khusus terhadap Alvaro. 

Christmanto: ”Alvaro lalu diberi alat restitusi jantung (cardiopulmonary resuscitation) ditambah dipasangkan alat bantu pernapasan (ventilator). Melihat alat-alat itu, pihak keluarga sangat panik. Tidak sesuai dengan perkataan dokter saat baru selesai operasi.”

Tindakan medis terhadap Alvaro itu terus berlangsung. Sehari, dua hari, tiga hari… Terus….

Jumat,  22 September 2023, atau tiga hari setelah Alvaro dioperasi, dokter menyatakan bahwa Alvaro mengalami mati batang otak (brain death). 

Itu koma terus-menerus. Sampai wawancara pengacara Christmanto dengan wartawan, Senin, 2 Oktober 2023, Alvaro koma masuk hari ke-11.

Dikutip dari National Library of Medicine, berjudul The diagnosis of brain death, karya Ajay Kumar Goila dan Mridula Pawar, brain death didefinisikan sebagai berikut:

Hilangnya seluruh fungsi otak secara permanen, termasuk batang otak. 

Tiga temuan penting dalam kematian otak adalah koma, tidak adanya refleks batang otak, dan apnea. Evaluasi kematian otak terjadi pada pasien yang menderita cedera otak masif, yang penyebabnya dapat diidentifikasi dan tidak dapat disembuhkan. Seorang pasien yang dinyatakan mati otak berarti mati secara hukum dan klinis.

Sebaliknya, kondisi Justin, kakak Alvaro, berangsur membaik. 

Di sisi lain, juru bicara RS Kartika Husada dr Rahma Indah P. mengatakan melalui siaran pers, diedarkan Senin, 2 Oktober 2023, menyatakan demikian:

”Tindakan operasi sudah dilakukan sesuai prosedur pelayanan dan operasi berjalan lancar.”

Dilanjut: ”Namun, saat pemulihan, terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Seperti diketahui, salah satu risiko pembiusan tindakan operasi adalah terjadinya pingsan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: