Edukasi agar Terhindar dari Jeratan Pinjol
Ilustrasi jerat pinjol-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Di pinjol justru sama sekali tidak ada relasi sosialnya. Segalanya berangsung secara mekanik. Bahkan, diatur melalui artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan. Mulai proses pengajuan hingga approval-nya. Termasuk hitungan bunganya.
BACA JUGA:Apa yang Bisa Anda Dilakukan jika Telanjur Mengambil Pinjol Ilegal?
BACA JUGA:Terjerat Pinjol, Mahasiswa UI Bunuh Yunior
Baru setelah macet, biasanya digunakan tenaga penagih dari jarak jauh. Juga, menggunakan ”teror” melalui pihak lain yang menjadi ”jaminan”.
Tiadanya pengawasan dan regulasi yang jelas ditambah literasi warga yang kurang, jerat pinjol sering terjadi.
Terbatasnya transparansi dan akuntabilitas di platform pinjol, peminjam bisa terjebak dalam jaring-jaring suku bunga yang terlalu tinggi, biaya-biaya tersembunyi, dan praktik penagihan yang tidak etis.
Jeratan lain adalah gaya hidup. Media sosial tampaknya melahirkan persepsi tentang hidup yang lain.
Secara tidak langsung, media sosial telah melahirkan cara pandang sultanisme. Semacam aliran gaya hidup sultan. Gaya hidup orang kaya.
Ekspos tentang crazy rich telah melahirkan standar hidup baru: hidup itu harus seperti mereka yang kaya. Dampak di tingkat bawah melahirkan orientasi hidup yang hanya melihat hasil. Bukan melihat prosesnya.
Maka, muncul istilah baru yang disebut sebagai generasi rebahan alias kelompok rebahan. Kelompok yang merasa tidak perlu kerja keras, tapi bisa hidup enak seperti yang dilihatnya di media sosial.
Lalu, apa hubungannya dengan pinjol? Mereka bisa terjerat pinjol jika obsesi untuk memenuhi orientasi hidupnya lebih besar daripada kapasitas finansialnya.
Misalnya, meraka menganggap HP yang bisa bergaya adalah iPhone. Maka, meski harus berutang melalui pinjol, mereka memaksakan diri untuk membeli iPhone meski sebetulnya belum mampu secara finansial.
Jerat pinjol akan tumbuh subur di tengah keputusasaan dan kerentanan seseorang yang membutuhkan dana segera.
Banyak platform pinjol yang tak bertanggung jawab menarget orang dengan riwayat kredit yang buruk, literasi keuangan yang terbatas, dan kebutuhan keuangan yang mendesak. Apalagi, orang yang telah terjangkit cara hidup sultanisme.
Literasi kepada masyarakat menjadi sangat penting. Terutama bagaimana mendorong agar mereka berhati-hati dan memverifikasi platform pinjol setiap akan memanfaatkannya. Sejak awal mereka perlu punya kesadaran untuk melindungi diri dari jeratan pinjol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: