Edukasi agar Terhindar dari Jeratan Pinjol

Edukasi agar Terhindar dari Jeratan Pinjol

Ilustrasi jerat pinjol-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Penting untuk Tahu 4 Hal Ini Apakah Kontak Kita Diakses Pinjol atau Tidak

BACA JUGA:Empat Rekomendasi Pinjol untuk para Pelajar

Yang pertama tentu bisa diatasi dengan pengawasan dan regulasi yang cukup dari otoritas keuangan. Juga, dengan memberikan literasi yang cukup bagi warga. 

Seperti yang dilakukan Kapsigama di atas. Mengedukasi warga untuk lebih prudensial dalam merencanakan keuangan keluarga. Tidak gampang tergoda jebakan utang pinjol yang makin gampang mengaksesnya.

Dulu –dan sebetulnya masih ada sampai sekarang– ada pola pinjaman yang menjerat. Di Jawa disebut bank thithil. Bentuk pinjaman dengan bunga harian. Yang beroperasi banyak di pasar tradisional dan perdesaan. 

BACA JUGA:Biaya Layanan Pinjol Harusnya Dibebankan ke Platform

BACA JUGA:Hati-Hati Terjebak Pinjol Ilegal, Ini Tiga Cirinya

Bank itu dikenal juga dengan rentenir karena bunganya yang tinggi. Bunganya berkali-kali lipat dari bank konvensional.

Seperti halnya pinjol, bank thithil tanpa syarat yang ribet. Tanpa dokumen kolateral dan semacamnya. 

Bedanya, pelaku bank thithil punya relasi kuat dengan peminjamnya. Bahkan, mereka melayaninya tanpa jam kerja. Kapan pun dibutuhkan, mereka bisa melayani. 

Sebaliknya, pinjol bersifat impersonal. Tak saling mengenal antara pemberi utang dan pengutang.

BACA JUGA:Cara Pinjam Dana Siaga dari BPJS Ketenagakerjaan, Solusi untuk Pinjol Aman

BACA JUGA:Nasabah Pinjol Bunuh Diri, OJK Panggil AdaKami

Bahkan, seorang pemberi utang bank thithil sangat paham dengan kondisi sehari-hari pengutangnya. Meski pola relasinya eksploitatif –karena bunga harian dan biasanya tinggi– tetapi karena hubungannya yang personal, pengutang menjadi tidak merasa dieksploitasi. 

Hal itulah yang menjadikan bank thithil susah digantikan bank konvensional meski dengan bunga yang lebih ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: