Nendang Pol! Berkenalan dengan Cabai Terong, Cabai Asli Tengger yang Pedasnya Bukan Main
Pemuda dari Suku Tengger memegang lombok Tengger yang bentuknya gemuk. Tanaman endemik Bromo itu rasa pedasnya luar biasa.-Julian Romadhon-
HARIAN DISWAY - Anda penyuka pedas? Pernah coba, misalnya, makan rujak cingur dengan lombok lima atau 10 biji? Atau lebih dari itu?
Tapi jangan mengaku penggemar pedas sebelum mencoba dahsyatnya lombok dari Tengger. Ya, lombok Tengger. Warga setempat menyebutnya sebagai cabai terong.
Ukurannya lebih besar daripada cabai biasa. Bentuknya bulat, nyaris seperti tomat. Badannya menggelembung sebesar dua jempol tangan orang dewasa. Sehingga mirip terong mini.
BACA JUGA: Serba-serbi di Balik ’Pedasnya’ Harga Cabai : Manfaat dan Negatifnya pada Kesehatan
Orang yang baru kali pertama melihatnya sering menyebutnya cabai gendot atau cabe gendot. Atau lombok gendot. Semua benar.
Pemuda dari Suku Tengger memegang lombok Tengger yang bentuknya gemuk. Tanaman endemik Bromo itu rasa pedasnya luar biasa.-Julian Romadhon-
Rasa pedasnya? Jangan coba-coba. Lombok Tengger bisa lima atau sepuluh kali lipat lebih pedas dari lombok biasa.
Tapi lombok Tengger unik. Jika dimakan, awalnya tak terasa pedas. Seperti mengunyah buah hambar belaka. Bahkan, ada yang bilang, cita rasanya mirip paduan cabai rawit, cabai hijau, dan paprika. Jadi, orang kerap tertipu.
BACA JUGA: Mengenal Carolina Reaper, Cabai Terpedas Di Dunia
Tapi jika sudah enam sampai tujuh detik di dalam mulut dan dikunyah, rasa pedasnya perlahan-lahan menyergap. Sedikit demi sedikit menguat, lalu puncaknya: strong alias super pedas. Menyengat.
Jika diibaratkan, sebiji lombok Tengger sama dengan makan rujak dengan sepuluh biji cabai rawit! Tidak mengherankan. Sebab, jika dihitung dengan Scoville Heat Unit (SHU), tingkat kepedasan lombok tengger memang jauh melebihi cabai rawit.
Cabai rawit memiliki tingkat kepedasan 100.000 SH. Nah, sedangkan cabai terong Tengger memiliki tingkat kepedasan hingga 350.000 SHU! Pantas saja…
Lombok Tengger, tanaman endemik Bromo yang pedasnya mengalahkan rasa pedas cabe biasa.-Afifa Prasetya-
BACA JUGA: Tak Ada Sistem Kasta dalam Masyarakat Hindu Tengger
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: