Doktor Honoris Causa untuk Khofifah Indar Parawansa

Ilustrasi Khofifah Indar Parawansa-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Program prioritas yang diusulkan Khofifah dalam reformasi pengentasan kemiskinan, antara lain, adalah program investasi sosial, program perbaikan akurasi data penduduk miskin, digitalisasi penyaluran bantuan sosial agar benar-benar tepat sasaran, transformasi basis data kemiskinan terpadu, dan penyempurnaan pelaksanaan penyaluran bantuan kemiskinan yang berbasis nontunai, yakni bantuan cashless yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.
Integrasi program perlindungan sosial, menurut Khofifah, adalah sebuah keniscayaan dan kebutuhan untuk meningkatkan manfaat program yang digulirkan. Salah satu data menarik yang dilaporkan Khofifah adalah ternyata hanya 32 persen bantuan elpiji yang dinikmati keluarga miskin. Sebagian besar program bantuan elpiji bagi keluarga miskin sering kali justru salah sasaran.
Untuk itu, reformasi sistem perlindungan sosial tidak bisa lagi ditunda. Pelaksanaan berbagai program pengentasan kemiskinan perlu direformasi, yang melibatkan perbaikan substansi program, proses penyaluran bantuan, sekaligus keterlibatan masyarakat miskin itu sendiri dalam pengawasan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan di akar rumput.
Komprehensif
Acara pengukuhan Khofifah dan para wisudawan berlangsung meriah. Acara wisuda kali ini dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elistianto Dardak, sejumlah wali kota dan bupati, anggota DPRD, serta tamu kehormatan lain.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Muhammad Nasih menekankan arti penting berpikir komprehensif dan keseimbangan dalam berbagai hal bagi para wisudawan.
Persoalan yang dihadapi bangsa dan negara tidak mungkin dapat teratasi jika tidak dikembangkan kebijakan yang komprehensif dan seimbang. Kemiskinan dan ketimpangan, menurut rektor, tidak mungkin dapat teratasi jika tidak dipecahkan dalam kerangka kebijakan yang benar-benar terintegrasi dan seimbang.
Tidak ada tantangan dan persoalan bangsa ini yang tidak bisa ditangani. Dengan kerja keras, kerja sama yang solid, dan pemecahan yang terintegrasilah semua persoalan pasti dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan. Semoga. (*)
Suryanto, dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga--
Bagong Suyanto, Dekan FISIP Universitas Airlangga -Unaid.ac.id-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: