PCU gelar International Conference on Empathic Architectur (ICEA)

PCU gelar International Conference on Empathic Architectur (ICEA)

PCU gelar International Conference on Empathic Architectur (ICEA). Proses merancang desain arsitektural Tanjung Anom dalam acara ICEA.-Petra Christian University-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Petra Christian University (PCU) menggelar kegiatan The 5th International Conference on Empathic Architecture (ICEA) PCU.

Kegiatan itu digelar selama lima hari, mengangkat tema Architecture for Health and Well-being.

Selain itu ada pula International Workshop yang diikuti oleh mahasiswa dari PCU dan National University of Singapore (NUS).

Di bawah naungan program Architecture dari Faculty of Civil Engineering and Planning, PCU, menggelar ICEA untuk kelima kalinya, pada 16-20 Oktober 2023.

BACA JUGA:Lampu Penghilang Cemas, Karya Inovatif Mahasiswa PCU

BACA JUGA:Manfaatkan Limbah Kopi, Mahasiswa PCU Ciptakan Gelas Bernilai Jual

Itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan selama dua tahun sekali. ICEA tahun ini mengangkat tema Architecture, Health, and Well-being.

Yakni konsep arsitektural yang terwujud dalam bangunan dengan kualitas udara yang baik, baik di tempat tinggal, belajar, bekerja, atau lingkungan lainnya.


PCU gelar International Conference on Empathic Architectur (ICEA). Praktik merancang desain ramah lingkungan dari peserta ICEA.-Petra Christian University-

Pun desain bangunan yang memanfaatkan nuansa alami. Seperti desain Biofilik untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mental dan fisik penghuninya.

Architecture, Health and Well Being mengandalkan seni dan ilmu merancang lingkungan binaan dengan sistem dan material yang sadar sosial.

Fungsinya, untuk mendorong keseimbangan harmonis antara kesejahteraan fisik, emosional, kognitif, dan spiritual sekaligus meregenerasi lingkungan alam.

Pondasi polanya berakar pada praktik desain yang berkelanjutan dan regeneratif.

Sejak lama, Architecture PCU memiliki visi yang ingin mewujudkan arsitektur yang berempati.

Dengan kata lain, tidak hanya memberi manfaat kepada pengguna yang menghuni bangunan itu, tapi juga berempati kepada lingkungannya.


PCU gelar International Conference on Empathic Architectur (ICEA). Hasil desain ramah lingkungan dari peserta ICEA.-Petra Christian University-

Elvina Wijaya ST MT, selaku Koordinator ICEA 2023, menyebut bahwa zaman sekarang, arsitektur menjadi salah satu industri yang sangat rentan merusak lingkungan.

Bahkan, proses produksi dari bahan-bahan material yang digunakan untuk membangun, itu juga sudah banyak mencemari lingkungan.

“Tema ICEA tahun ini dipilih karena kami melihat pada masa-masa pandemi. Waktu itu sebagian besar waktu dihabiskan di dalam rumah. Di sisi lain, arsitektur bangunan juga bisa mempengaruhi kesehatan dan kebahagiaan manusia yang menghuni di dalamnya," ungkapnya.

BACA JUGA:Lima Dosen UK Petra Ciptakan Chopper Penghalus Pakan Bagi Peternak Dusun Turi

BACA JUGA:Wisuda ke-84 UK Petra Luluskan 1.252 Mahasiswa, 582 Orang Raih Cumlaude

Terkait itu, banyak masyarakat semakin sadar akan pentingnya memahami dampak desain arsitektural pada kesehatan (health), dan kesejahteraan mental (well-being) penghuninya.

Para pegiat Arsitektur dari lintas negara, mulai dari Amerika, China, Singapore, dan Indonesia, dalam event ICEA tersebut membagikan pandangan mereka tentang arsitektur yang memperhatikan lingkungan.

Turut hadir pula Director of the Center for Health Systems & Design at Texas A&M, profesional serta praktisi di bidang Arsitektur, dan perwakilan dari National University of Singapore (NUS) sebagai keynote speakers.

International Student Workshop juga digelar dalam rangkaian ICEA 2023. Dengan Topik “Wellbeing and Health through Biophilic Design”. Workshop diikuti oleh para mahasiswa PCU dan NUS.

Dr. Heng Chye Kiang dari NUS selaku Director of the Centre for Sustainable Asia Cities, hadir langsung mendampingi sebagai instruktur, bersama dengan Bram Michael Wayne ST MT dan Altrerosje Asri ST MT dari Architecture PCU.

Dalam workshop itu, para peserta diajak untuk melihat fenomena adanya kampung kota di Surabaya, seperti kampung Ketandan, Kebangsren, dan Blauran.

“Kami memilih Jalan Tanjung Anom sebagai tapak perancangan project arsitektur dalam workshop ini. Mengingat bahwa jalan tersebut merupakan salah satu penghubung antara keramaian di Jalan Tunjungan, dengan kampung-kampung yang eksis," ungkap Bram, saat ditanya tentang latar belakang project Tanjung Anom.

"Kami ingin saling berdiskusi mengenai desain arsitektur yang bisa menjadikan Tanjung Anom sebagai salah satu sarana yang menghubungkan, mensejahterakan, dan bahkan menyehatkan kawasan Jalan Tunjungan dan Kampung Blauran,” imbuhnya.


PCU gelar International Conference on Empathic Architectur (ICEA). Salah satu contoh hasil desain dari peserta untuk kawasan Tanjung Anom. -Petra Christian University-

Ia merinci, desain Biophilia atau Biofilik akan menjadi pisau analisis dalam merancang bentuk arsitektur dari Tanjung Anom. Desain itu merupakan pendekatan desain arsitektur yang bertujuan untuk mengintegrasikan alam dan elemen natural, ke dalam perancangan bangunan.

“Pendekatan itu terbukti berdampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan manusia di dalamnya,” sambung Bram.

Terdapat pula ICEA 2023 Exhibition, sebuah pameran untuk Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di bidang arsitektur. Berbagai produk-produk arsitektur yang ramah lingkungan, disajikan dengan apik dalam kegiatan tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: