Populisme ala Jokowi

Populisme ala Jokowi

Ilustrasi populisme Jokowi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Bungsu vs Sulung: Kaesang vs Gibran

BACA JUGA:Kaesang sang Mawar

Kemenangan Trump dalam Pemilu 2019 dianggap sebagai kebangkitan populisme. Ketika itu Trump menakut-nakuti pemilih dengan isu-isu ancaman dari luar terhadap kemandirian politik dan ekonomi AS. 

Salah satu yang menjadi musuh besar populisme Trump adalah ancaman gelombang imigrasi ke AS. Trump juga menakut-nakuti pemilih dengan ancaman serbuan ekonomi Tiongkok. Trump juga menakut-nakuti pemilih dengan isu serbuan imigran Islam dari beberapa negara.

Narasi populisme terbukti mampu menjadi magnet kebanyakan orang yang merasa teralienasi dari proses politik sehari-hari. Orang-orang yang selama ini merasa dimarginalkan oleh situasi politik dan ekonomi yang tidak menguntungkan mendapatkan pelariannya kepada populisme.

BACA JUGA:Guruh Soekarnoputra Usul Jokowi Jadi Ketum PDIP, Partai Keluarga Terancam

BACA JUGA:Pidato Kenegaraan, Jokowi Kaget Dirinya Dijuluki Pak Lurah

Populisme meraih kemenangan melalui penyebaran disinformasi disertai menebar ketakutan atas ancaman dari luar kelompok. Narasi kampanye Trump, yakni ”Make America Great Again”, membangkitkan sentimen anti- imigran yang mengancam ekonomi AS. 

Erdogan di Turki dielu-elukan sebagai pemimpin kebangkitan Islam. Ia berkuasa selama lebih dari 20 tahun. Bagi lawan politiknya, Erdogan dianggap sebagai diktator yang sangat otoriter. Namun, di mata pemilih Islam di Turki dan di seluruh dunia, Erdogan adalah pahlawan yang menjadi simbol kebangkitan Islam.

Jokowi juga mempergunakan populisme untuk mendukung agenda politiknya. Dengan populisme itu, Jokowi mengubah UU KPK, UU Omnibus Law, dan UU Ibu Kota Negara. 

BACA JUGA:Netralitas Jokowi

BACA JUGA:Cawe-Cawe Presiden Jokowi di Pilpres 2024

Jokowi terang-terangan pasang badan untuk mengegolkan tiga undang-undang tersebut. Proses pengesahan undang-undang tersebut menabrak prinsip-prinsip demokrasi, tetapi Jokowi tidak peduli. Sebab, ia begitu yakin dengan populismenya.

Populisme Jokowi cukup unik. Ia mengorkestrasi dukungan dari para relawan yang bertindak sebagai pressure group. Belum pernah ada dalam sejarah Indonesia modern seorang presiden yang mempergunakan relawan sebagai pressure group seperti Jokowi. 

Organisasi relawan pendukung Jokowi sudah menjadi pseudo-partai politik yang mempunyai struktur dan fungsi seperti partai politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: