Partai Relawan

Partai Relawan

Ilustrasi Partai Relawan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Prabowo Terima Dukungan dari Relawan Samawi, Janji Lanjutkan Kebijakan Jokowi

Pemilihan presiden langsung ternyata melahirkan sebuah kekuatan politik baru. Sebut saja ”Partai Relawan”. Inilah kelompok politik yang dihimpun untuk menyokong seseorang di luar struktur resmi politik yang sesuai dengan undang-undang. Kelompok politik yang lebih luwes dan tanpa ada proses kaderisasi.

Mereka terbentuk sebagai juru sorak bagi politisi yang memanfaatkannya. Bukan sekumpulan dari polity –warga negara yang memiliki atau berpolitik secara sadar. Sebetulnya, secara konsep, relawan politik bukan sesuatu yang negatif. Sesuatu yang diperlukan dalam mendorong partisipasi politik.

Mereka disebut relawan karena secara sukarela bekerja atau berpartisipasi dalam kampanye politik. Mereka bisa tanpa paksaan mendukung kandidat, partai politik, atau agenda politik tertentu. Mereka melibatkan diri dalam proses dan berbagai kegiatan politik.

BACA JUGA:Prabowo Kritik Politik Berbiaya Tinggi, Larang Relawan Gadaikan Rumah Demi Nyalon

BACA JUGA:Temui Relawan, Prabowo : Jangan Mau Disamakan dengan Anjing!

Namun, relawan politik berbeda dengan anggota partai politik. Perbedaannya terletak pada komitmen dan keterlibatannya. Seorang relawan politik terlibat dalam kegiatan politik secara sukarela. Relawan bisa memilih kegiatan politik yang mereka suka.

Sementara itu, anggota partai politik harus terlibat dalam setiap proses di dalam partai tersebut. Secara resmi harus menjadi anggota, mengikuti pendidikan partai, proses pengaderan, dan sebagainya. Ada jenjang yang harus diikuti dan berbeda-beda dalam setiap partai politik. Geraknya harus sesuai peraturan dan platform partai.

Secara teoretis, partai politik bisa menjadi pilar demokrasi. Ia menjadi instrumen untuk rekrutmen kepemimpinan politik, tempat merumuskan kebijakan-kebijakan politik yang bisa ditawarkan ke publik, dan lembaga yang secara resmi bisa melakukan agregasi politik. Dalam demokrasi, partai politik yang sehat adalah kunci.

BACA JUGA:Lagi, Relawan Laporkan Penyebar Isu Prabowo Menampar dan Mencekik Wamentan

BACA JUGA:Jadi Ketua Umum PSI, Kaesang Ajak Relawan Jokowi Gabung

Namun, tampaknya, partai politik kita belum semua berhasil melakukan berbagai fungsi pilar demokrasi tersebut. Ada masa tingkat kepercayaan terhadap parpol di negeri kita rendah. Padahal, ada kebutuhan untuk mobilisasi pemilih dalam setiap pemilihan langsung. Di sinilah relawan politik menjadi pilihan kandidat.

Tapi, apakah relawan bisa menjadi pilar? Seharusnya tidak. Karena itu, semestinya elite politik tetap menjadikan partai politik sebagai basis utama. Relawan hanya menjadi pendukung untuk memenangkan pertarungan. Setelah menang, relawan sudah harus menjadi warga biasa. Bukan dilembagakan. 

Pelembagaan bisa cenderung menjadikan relawan bukan sebagai polity. Tapi, bisa menjadi fandom, kelompok penggemar yang mencintai dan mempunyai dedikasi yang besar terhadap tokoh, artis, film, buku, atau apa saja yang mereka sukai. Semacam pemuja terhadap sesuatu yang disenangi.

BACA JUGA:Mesin Relawan di Kabinet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: