Panas Ekstrem, Warga AS Terancam Risiko Kematian Penyakit Kardiovaskular
Prakiraan Cuaca Hari Ini di DKI Jakarta-freepik.com-freepik.com
Dengan menggunakan analisis pemodelan untuk meramalkan perubahan lingkungan dan populasi, para peneliti mengamati tahun 2036-2065 dan memperkirakan bahwa setiap musim panas, sekitar 71 hingga 80 hari akan terasa 90 derajat atau lebih panas.
Berdasarkan perubahan itu, mereka memperkirakan jumlah kematian tahunan akibat penyakit jantung yang disebabkan cuaca panas akan meningkat 2,6 kali lipat pada populasi umum: dari 1.651 menjadi 4.320.
Panas ekstrem, warga AS terancam risiko kematian penyakit kardiovaskular. Ilustrasi pria dengan pengukur suhu.-freepik.com-freepik.com
Perkiraan itu didasarkan pada emisi gas rumah kaca, yang memerangkap panas matahari, dan dijaga agar tetap minimum. Jika emisi meningkat secara signifikan, angka kematian bisa meningkat tiga kali lipat, menjadi 5.491.
Dalam membandingkan populasi saat ini dan masa depan, para peneliti memperhitungkan berbagai faktor, termasuk usia, kondisi kesehatan yang mendasarinya, dan tempat tinggal seseorang.
Kebanyakan orang beradaptasi dengan panas ekstrem, karena tubuh mencari cara untuk mendinginkan diri. Misalnya melalui keringat.
Namun, orang-orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya, termasuk diabetes dan penyakit jantung, dapat memiliki respons berbeda dan menghadapi peningkatan risiko terkena serangan jantung, irama jantung tidak teratur, atau stroke.
Jumlah kejadian kardiovaskular akibat panas mempengaruhi sebagian kecil orang dewasa. Namun, penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya bagi mereka yang memiliki risiko untuk mengambil langkah ekstra untuk menghindari suhu ekstrem.
Hal itu diungkapkan Lawrence J. Fine, MD, penasihat senior dari cabang aplikasi klinis dan pencegahan, di Divisi Ilmu Kardiovaskular di Institut Jantung, Paru-paru, dan Darah Nasional (NHLBI), bagian dari NIH.
BACA JUGA: Cuaca Surabaya Semakin Panas! Lakukan Beberapa Tips Ini Agar Tidak Gampang Sakit
Para penulis menjelaskan pendekatan pendinginan yang digunakan beberapa kota, seperti menanam pohon sebagai peneduh, menambahkan pusat pendingin dengan AC, dan menggunakan bahan yang memantulkan panas untuk mengaspal jalan atau mengecat atap.
"Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana pendekatan itu dapat berdampak pada kesehatan masyarakat," ungkap Flora N. Katz, Ph.D., direktur Divisi Pelatihan dan Penelitian Internasional di NIH Fogarty International Center.
“Selain memikirkan dampak suhu ekstrem di AS, perkiraan pemodelan semacam ini juga menunjukkan dampak panas ekstrem di seluruh dunia. Terutama di wilayah dengan iklim lebih hangat dan yang secara tidak proporsional terkena dampak kesenjangan kesehatan,” lanjutnya.
Semoga panas ekstrem tidak terjadi di negara kita. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://www.nih.gov/news-events/news-releases/extreme-heat-projected-increase-cardiovascular-deaths