Kejahatan Genosida! Seruan Gustavo Petro Terkait Serangan Udara Israel ke Kamp Jabalia Gaza
Presiden Kolombia Gustavo Petro saat menyatakan serangan Israel ke Gaza sebagai tindakan Genosida. -X (Twitter) -
HARIAN DISWAY - Presiden Kolombia Gustavo Petro menyatakan bahwa Kolombia tidak akan mendukung segala bentuk tindakan Genosida pada Rabu 2 November 2023 melalui akun X resmi pribadinya.
Petro mengatakan bahwa ia mengutuk pengeboman yang dilakukan Israel di Gaza. Ia menyebut perang Israel-Hamas di wilayah Gaza yang terkepung tersebut telah menewaskan lebih dari 9 ribu orang.
Menurut Petro, Israel melakukan kejahatan Genosida dengan cara mengusir rakyat Palestina dari Gaza dan mengambil alih wilayah tersebut.
BACA JUGA: Makin Brutal! Israel Ledakkan Kamp Jabalia di Gaza sekaligus Yakini Bunuh Komandan Hamas
“Inilah yang dinamakan Genosida, dimana Israel menyingkirkan warga Palestina dari Gaza dan berniat menguasai wilayah tersebut. Pemimpin negara tersebut termasuk pelaku kriminal yang menentang nilai-nilai kemanuisaan, bahkan sekutu mereka pun tak dapat mendiskusikan kebijakan demokrasi yang ada,” tulis Petro di X.
Ia menuliskannya pada Rabu, 1 November 2023 waktu setempat yang disertai foto korban serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia di Gaza yang menewaskan sekitar 195 orang.
BACA JUGA: Israel Dikepung, Perang Palestina Melebar ke Lebanon dan Yaman
Komentar Petro diposting sehari setelah Chile memanggil duta besar mereka untuk Israel Jorge Carvajal yang bertujuan mengutuk pengeboman Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza.
Menurut Presiden Chili Gabriel Boric Font, apa yang dilakukan Israel saat ini sama hal nya dengan melanggar hukum kemanusiaan internasional yang mengakibatkan 8 ribu korban meninggal yang didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
"Mengingat pelanggaran Hukum Humaniter Internasional yang tidak dapat diterima yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, sebagai Pemerintah Chile kami memutuskan untuk memanggil duta besar Chile untuk Israel, Jorge Carvajal, ke Santiago untuk membahas hal ini," tulis Gabriel melalui laman X miliknya.
BACA JUGA:Kisah Musuh Baru Israel: Pasukan Houthi Jatuhkan Pemerintah Yaman 2014
Beberapa pejabat PBB mengatakan bahwa pemboman Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Pada pekan lalu Sabtu, 28 Oktober 2023, Craig Mokhiber, pejabat tinggi hak asasi manusia PBB mengundurkan dirinya. Ia telah meminta PBB untuk menerapkan standar yang sama kepada Israel seperti yang telah diterapkan di seluruh dunia ketika terdapat pelanggaran hak asasi manusia dalam suatu negara.
BACA JUGA: Mengenal Pasukan Houthi Yaman yang Bantu Palestina Serang Israel
Mokhiber diketahui sempat menjabat sebagai Direktur kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB di New York. Dalam surat pengunduran dirinya tertanggal 28 Oktober 2023 tersebut menyatakan bahwa tindakan militer Israel di Gaza adalah sebuah kejahatan genosida.
Ia juga sempat menyatakan bahwa PBB lagi-lagi gagal mengambil tindakan terkait pelanggaran yang dilakukan Israel tersebut. Hal ini mengingat peristiwa genosida yang juga terjadi sebelumnya di beberapa negara yakni Bosnia, Rwanda dan Myanmar.
Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini berakar pada ideologi kolonial pendudukan yang berdasar pada etno-nasionalis.
"Hal ini merupakan kelanjutan dari tindakan penganiayaan dan upaya pembersihan sistematis suatu etnis yang telah berlangsung selama beberapa dekade,” tulis Mokhiber dalam surat pernyataan pengunduran dirinya tersebut kepada Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk. (Salsa Amalia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: