Perundungan, Perlu Deterrent Effect

Perundungan, Perlu Deterrent Effect

Polisi ungkap luka yang dialami korban dugaan bullying dan penganiayaan di SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Lantas, pindah ke rumah sakit lain. Juga, didiagnosis infeksi dalam. Sebab, di bagian luar kaki Fatir tidak ada luka. Cuma bengkak, memar. Akibat dijegal (sliding) teman sekolah pada 22 Februari 2023. Namun, bagian dalamnya, kata dokter, infeksi.

Infeksi diobati, tetapi tidak sembuh juga. Ganti rumah sakit lagi.

Ibunda Fatir, Diana Novita, 40, kepada wartawan, mengataka, ”Pokoknya, kami habis-habisan. Perjalanan panjang pengobatan Fatir. Tidak sembuh-sembuh juga. Kami sangat sedih.”

BACA JUGA:Cegah Bullying, Polres Pasuruan Kota Masuk Sekolah

BACA JUGA:Viral! Aksi Pembullyan Siswa SMP di Cilacap, Segini Ancaman Pidananya

Lama-lama diketahui dokter juga: Fatir kena kanker tulang. Namanya osteosarkoma. Sudah stadium empat. Sudah sangat terlambat. Terungkapnya kanker tulang pada akhir Agustus 2023. Kalau dihitung sejak peristiwa perundungan, sudah empat bulan.

Padahal, pada tiga hari setelah kejadian perundungan, 25 Februari 2023, Fatir dibawa Diana ke klinik dekat rumah di Tambun, Bekasi. Sebab, Fatir terus-menerus mengeluh kaki kirinya sakit. Dari klinik tidak sembuh, pindah ke rumah sakit, tidak sembuh. Pindah ke rumah sakit lain lagi, tidak sembuh. Dan, rumah sakit lain lagi.

Diana: ”Berbagai dokter yang menangani mengatakan, infeksi. Bisa disebabkan jatuh atau trauma pada tulang.”

Sampai, diketahui kanker tulang pada akhir Agustus 2023. Kata dokter kepada Diana, seandainya itu diketahui satu-dua bulan sebelumnya, masih bisa diatasi medis. 

Kata dokter, osteosarkoma berkembang sangat cepat. Cepat menyebar. Ke otot seputar kaki, bahkan ke organ lain. Pada akhir Agustus 2023 itu sudah stadium empat (akhir). Sangat terlambat.

Diana: ”Hati saya seperti tersobek-sobek mendengarnya. Saya sudah bertindak cepat, tapi hasilnya begitu.”

Diagnosis dokter soal osteosarkoma awalnya diragukan Diana. Maklum, dia sudah terombang-ambing dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Maka, dia mencari pendapat kedua (second opinion) ke rumah sakit lain. Hasilnya, tetap osteosarkoma. Pindah ke pendapat ketiga. Tetap saja osteosarkoma.

Diana: ”Tiga rumah sakit, setelah memeriksa teliti, menyatakan hal yang sama. Terus, Fatir saya masukkan ke Rumah Sakit Kanker Dharmais (di Slipi, Jakarta Barat). Katanya, itu rumah sakit kanker terbaik Indonesia.”

Fatir masuk IGD RS Dharmais 20 Oktober 2023. Setelah diperiksa teliti, dokter menjelaskan kepada keluarga pasien, kaki kiri Fatir harus diamputasi. Osteosarkoma stadium empat. Jika tidak, kanker bakal menyebar ke organ lain. Berakhir fatal.

Dalam kondisi begitu, Diana menyatakan setuju amputasi. Tanda tangan persetujuan. Akhirnya kaki kiri Fair dipotong untuk dibuang di sana pada 26 Oktober 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: