Pengalaman Dokter Indonesia yang Ditugaskan di Zona Perang dan Pesan Mereka Pada 3 Relawan Indonesia di Gaza

Pengalaman Dokter Indonesia yang Ditugaskan di Zona Perang dan Pesan Mereka Pada 3 Relawan Indonesia di Gaza

Dr Idrus menceritakan momen kedatangannya di Peshawar menggunakan pesawat Hercules. --

HARIAN DISWAY - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof DR Dr Idrus Paturusi, SpB, SpOT(K) merupakan salah satu tim medis yang ditugaskan ke Islamabad, Ibu Kota Pakistan pada tahun 2001 silam.

Dalam kesempatan yang dia peroleh, Idrus membagikan pengalamannya selama di sana. Idrus beserta tim medis Indonesia berangkat dari Makassar pada tanggal 29 Oktober 2001. 

Sewaktu itu, Jusuf Kalla masih menjabat sebagai Menko Kesra turut mendampingi Tim Medis Indonesia.

“Kami berangkat dari Jakarta ke Peshawar menggunakan Hercules. Sekitar 30 jam lamanya barulah kita sampai ke lokasi tujuan,”  ujar Idrus pada tanggal 10 November 2023 dalam media briefing.

BACA JUGA: Edan! Israel Bombardir Khan Younis dan Perbatasan Rafah, Warga yang Hendak Berlindung ke Selatan Jadi Korban

Idrus menceritakan awal mula kedatangannya di Peshawar. Sambutan hawa dingin menyambut kedatangan tim medis Indonesia dikarenakan turunnya hujan butiran es, pertanda musim dingin telah tiba.

Idrus mengingat betul kejadian-kejadian tak mengenakkan selama di sana. Suara dentuman bom yang terjadi di mana-mana. Tidak sekali, tapi beberapa kali. Getaran dari dampak ledakan terasa hingga ranjang mereka. Bahkan membuat jantung mereka serasa hampir copot. 

“Gelegar ledakan bom dan raungan pesawat tempur Amerika membuat beberapa anggota Tim Medis Indonesia tidak bisa tidur,” cerita dokter Indonesia generasi pertama yang ditugaskan di zona perang itu.

Menurut sepengetahuan Idrus, pesawat tempur militer Amerika Serikat yaitu B-52 dan B-1 menjatuhkan sebanyak 3.000 bom di 5 kota besar yaitu di Kandahar, Mazar-e Sharif, Jabalabad, Heart, dan Kabul.

“Dilaporkan 397 warga sipil tewas dan 45 ribu warga mengungsi ke wilayah Pakistan,” imbuhnya.

BACA JUGA: Taliban Tewaskan Pimpinan ISIS Afghanistan

Rupanya, Idrus mengalami momen yang tak terduga sebelumnya. Ia  bersama Tim Medis Indonesia tinggal di hostel bersama pilot-pilot pesawat tempur AS. Pilot-pilot itulah yang menjadi pelaku pengeboman pasukan Taliban.

Selama di sana, dia ditugaskan untuk melakukan berbagai macam operasi di rumah sakit milik Kuwait. 

Bahkan dia menjumpai tempat pembuatan kaki palsu untuk diberikan secara gratis kepada para korban perang akibat menginjak ranjau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: