Resep Sukses Peggy Regina Katuuk, Bisnis Partner Royal Diamond Miracle Sequis Life

Resep Sukses Peggy Regina Katuuk, Bisnis Partner Royal Diamond Miracle Sequis Life

Peggy Regina Katuuk sudah 9 tahun bergabung di Sequis Life. -Dokumentasi Pribadi-

Dari hanya menjadi nasabah, lalu terlibat penuh dalam perusahaan asuransi PT A.J Sequis Life. Peggy Regina Katuuk berhasil sukses dengan usahanya itu. Nasabahnya ratusan. Dia pun telah memiliki tim yang solid hingga meraih berbagai penghargaan. Peggy membagikan success story-nya kepada pembaca Harian Disway.

---

SEBAGIAN masyarakat antipati dengan asuransi. Awalnya karena bertemu dengan agen asuransi yang menakut-nakuti tentang sakit, mati dan tentang nasib orang dekat yang ditinggalkan. 

Ada pula kawan dekat yang lama tak bertemu, kemudian mengajak bertatap muka. Eh, ternyata dia agen asuransi. Lantas dia memaksa kita untuk berasuransi. Perasaan rindu setelah lama tak bertemu buyar sudah. 

Padahal pekerjaan sebagai agen asuransi itu mulia. Seperti yang dilakukan Peggy Regina Katuuk. Telah sembilan tahun dia bergabung dengan PT A.J. Sequis Life. Strateginya bukan memaksa atau menakut-nakuti. Tapi mengedukasi. "Jika mengedukasi, maka sifatnya memberi wawasan, pengetahuan. Bukan memaksa atau menawarkan secara berlebihan," ungkapnya. 

Peggy memberi contoh strategi edukatifnya itu. "Misalnya ada seseorang punya istri dan anak. Ia adalah kepala keluarga yang menopang kehidupan keluarganya. Jika tak ada kepala keluarga, otomatis tak ada pemasukan bagi anak-istrinya itu," paparnya.

Maka, penopang income keluarga harus dijaga betul dari risiko kehidupan: sakit dan meninggal dunia. Jika sakit, mungkin bisa dilindungi oleh BPJS. Tapi jika meninggal, siapa yang berperan untuk mencari nafkah?

"Dari pertanyaan itu, saya beri pertanyaan lagi: Jika ada pihak lain, atau sebuah perusahaan yang dapat menggantikan peran almarhum sebagai pencari nafkah, mau atau tidak?" ujarnya. Peggy sejenak tersenyum. 

"Tentu saja mau, bukan? Di situlah kehadiran perusahaan asuransi," ujarnya. Melalui metode paparan edukatif itu, Peggy banyak menjaring nasabah asuransi. Cara yang tidak menakut-nakuti, tak memaksa, namun memberi perumpamaan yang memang sangat dekat dengan realita.

"Di dalam kehidupan, kita tidak bisa menghindari dua risiko itu: sakit dan meninggal. Hanya dengan menyisihkan premi untuk asuransi jiwa, maka kelak keluarga yang ditinggalkan akan tetap tercukupi ekonominya," ungkapnya. 

BACA JUGA:Rahmat Supriyanto Raih Sukses bersama Herbalife, Resign sebagai ASN

BACA JUGA:Alur Penonton Piala Dunia U-17 Kacau, Sekjen PSSI: Kenapa Tidak Niru Panpel Persebaya?

Begitu pun, misalnya, untuk pendidikan. Peggy memberi contoh tentang biaya masuk kuliah di PTN. "Saat ini mungkin 15-20 juta. Dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan sebesar 10 persen per tahun, 10 tahun lagi jadi berapa biayanya? Meningkat," ungkapnya.

Para orang tua berpenghasilan standar perlu menabung dalam jumlah besar per bulan untuk persiapan biaya kuliah putra-putrinya. Itu pun jika dalam perjalanannya tak terhalang oleh risiko kehidupan. Bila sampai sakit atau meninggal, otomatis biaya tabungannya teralihkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: