Refleksi Hari Pahlawan 10 November 2023: Pahlawan Penjaga Asa

Refleksi Hari Pahlawan 10 November 2023: Pahlawan Penjaga Asa

Lahan pertanian yang bersebelahan dengan perumahan. -Kementerian Pertanian-

Pendekatan ini tidak hanya menitikberatkan pada pengetahuan teoritis, tetapi juga memberi kesempatan petani untuk terlibat langsung di lapangan (praktik bersama). Pemanfaatan sumber daya alam sekitar, dan strategi pengembangan usaha pertanian yang efektif juga menjadi materi utama. Hal ini diyakini dapat membantu petani untuk lebih efisien dalam usaha pertanian, meningkatkan produktivitas, dan adaptif terhadap perubahan iklim laiknya cuaca ekstrem, banjir, dan kekeringan. 

Pertukaran informasi, kolaborasi antarpetani memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman, mengevaluasi hasil pertanian, dan belajar dari keberhasilan serta kegagalan sesama petani. Sehingga akan menciptakan komunitas yang kuat di sektor pertanian.

Kevin Gallager dalam bukunya Farmers Field School:From IPM to Platforms for Learning and Empowerment menyebutkan, Pendampingan yang tepat untuk Petani tidak hanya berkaitan dengan teknologi, tetapi lebih kepada pengembangan sumber daya manusia. 

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam program pendampingan petani. Pendampingan petani yang tepat, akan berkontribusi pada perubahan pola pikir, kemandirian, dan kedaulatan seorang petani dalam mengelola usahanya. 

Pendekatan seperti ini adalah langkah positif dalam meningkatkan kapasitas petani menjadi ahli strategi yang kompeten sehingga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan perkembangan ekonomi. 

Pemufakatan antara pemerintah, perguruan tinggi (akademisi), petani, dan kelompok tani sangat krusial untuk mewujudkan cita-cita bersama menyejahterakan petani dengan pola pendekatan seperti di atas. 

Peran perguruan tinggi dibutuhkan untuk mendaratkan hasil kajian dan penelitian ke dalam ranah praktis. Tantangan besar perguruan tinggi untuk meruntuhkan stigma menara gading ilmu pengetahuan yang berjarak dengan masyarakat khususnya petani. 

Momentum hari pahlawan ini dapat dijadikan pengingat bahwa perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab untuk membersamai petani menuju kesejahteraan dan kemandirian. Harapan besar banyak petani saat ini tertumpu pada perguruan tinggi yang dianggap belum terikat dengan pelik kepentingan yang membelenggu, sehingga dapat leluasa dalam mendesiminasikan hasil-hasil penelitian dalam bentuk pendampingan yang nyata. 

Rumitnya permasalahan yang dihadapi petani saat ini tidak menyurutkan tekad untuk terus gigih berjuang dalam ranah profesinya. Jika gelar pahlawan tanpa tanda jasa selama ini dipanggul oleh guru, tak berlebih rasanya jika pada petani juga disematkan gelar pahlawan penjaga asa.


Mochammad Syamsul Hadi, staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. -Istimewa-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: