5 Destinasi Wisata Edukasi Surabaya yang Cocok untuk Rayakan Hari Pahlawan

5 Destinasi Wisata Edukasi Surabaya yang Cocok untuk Rayakan Hari Pahlawan

Patung Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta di gerbang masuk Tugu Pahlawan Surabaya. -Sahirol Layeli/Harian Disway-

BACA JUGA: Buku Perempuan Penjaga Hutan Dirilis Bareng Hari Pahlawan Nasional

Ada juga batik dari Banyuwangi, Sidoarjo, Jember, Sampang, Malang, hingga Surabaya. Sebagian koleksi adalah buatan Faiqah sendiri dan keluarganya. Sedangkan sebagian lainnya diambil dari teman-teman dia sesama pembatik.

Rumah batik itu awalnya merupakan showroom untuk usaha Faiqah yang diberi nama Istana Madura. Namun, dia kemudian membuka rumahnya untuk didatangi siapa saja yang ingin melihat koleksi batik. Mau membeli juga bisa.

Kepingin melihat batik sekaligus belanja? Rumah Batik Surabaya berada di Jl. Putat Jaya Barat VIII B No.31, Putat Jaya, Sawahan, Surabaya. Buka mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

Kelenteng Hong Tiek Hian


5 DESTINASI wisata edukasi Surabaya yang cocok untuk rayakan Hari Pahlawan.-Komunitas Tri Dharma-

Kelenteng Hong Tiek Hian ialah kelenteng tertua di Surabaya. Umurnya sudah ratusan tahun. Konon kelenteng ini dibangun oleh pasukan Tar-Tar di zaman Khu Bilai Khan pada awal kerajaan Majapahit berdiri. Lokasinya di Jl. Dukuh No.23, Pabean Cantikan, Surabaya.

Setiap hari, kelenteng ini ramai oleh pengunjung. Yang datang bukan hanya umat yang beribadah saja. Tapi juga wisatawan yang menggemari budaya dan sejarah.

Ya, kelenteng ini sering dijadikan sebagai tempat pertunjukan wayang potehi. Hal yang dimulai sejak 1960 itu dapat menarik perhatian bagi warga sekitar maupun turis.

BACA JUGA: Libur Akhir Tahun Tak Lama Lagi, Ini 7 Rekomendasi Wisata Alam di Jawa Timur yang Oke

BACA JUGA: Wisata Sejarah Warisan Budaya (Kolonial): Diajak Menuju Lorong Waktu

House of Sampoerna


5 DESTINASI wisata edukasi Surabaya yang cocok untuk rayakan Hari Pahlawan.-House of Sampoerna-

House of Sampoerna merupakan pabrik rokok pertama Sampoerna. Gedung megah di kawasan Surabaya Utara itu dibangun pada 1862, dengan arsitektur bergaya Belanda.

Sebelumnya, pada zaman penjajahan, bangunan itu adalah panti asuhan yang dikelola Belanda. Pada 1932, bangunan ini dibeli oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna. Lalu digunakan sebagai fasilitas produksi rokok besar pertama Sampoerna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber