Penetepan Capres-Cawapres: Suhu Panas Efek MKMK

Penetepan Capres-Cawapres: Suhu Panas Efek MKMK

Ilustrasi Sufmi Dasco Ahmad.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Megawati politikus berpengalaman. Jokowi juga. Ini cuma pertarungan politik mereka. Perebutan kekuasaan mereka. Bukan rakyat. Seumpama tindakan satu di antara mereka menyebabkan kerusuhan, pelakunya bakal mati politik.

BACA JUGA: Narasi Dinasti Politik dan Polemik MK Dinilai Menjadi Upaya Penjegalan Gibran

BACA JUGA: Duel Politik Dua Kubu Lama

Jokowi sekeluarga sudah meninggalkan PDIP. Setelah Jokowi, disusul putra sulung Jokowi, Gibran. Otomatis dilanjut menantu Jokowi, Bobby Nasution, wali kota Medan sejak 2021. Bobby mendukung Prabowo-Gibran, bukan pilihan partainya, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Sementara itu, anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan langsung jadi ketua umum. Langsung pula, mendukung Prabowo-Gibran. Sekeluarga Jokowi boyongan keluar dari PDIP.

Keputusan politik Jokowi ”si petugas partai” itu sangat berani. PDIP pemenang Pemilu 2019. Jokowi tidak takut. Selama beberapa hari terakhir, PDIP sudah melawan. Dengan aneka bentuk pernyataan dari unsur pimpinan PDIP. Banyak pernyataan, banyak bentuk. Mulai istilah ”kasih sayang politik” Mega terhadap Jokowi sampai pernyataan menyoal putusan MK itu.

BACA JUGA: Sah! Suhartoyo Dilantik sebagai Ketua MK, Ini Rekam Jejaknya Tangani Perkara Kontroversial

BACA JUGA: Suhartoyo Bacakan Sumpah Sebagai Ketua MK 2023-2028, Memohon Masyarakat Untuk Memberi Kepecayaan Lagi  

Terbaru, Megawati dalam pidato bertajuk Setelah Lama Dinanti Tiba Saatnya Sampaikan Hati Nurani, ditayangkan daring di YouTube PDI Perjuangan, Minggu, 12 November 2023. 

”Keputusan MKMK telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi. Keputusan MKMK tersebut menjadi bukti bahwa kekuatan moral, politik kebenaran, dan politik akal sehat tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.” 

Bisa ditafsirkan, putusan MK yang membuat Gibran bisa jadi cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto dianggap Mega sebagai rekayasa hukum.

Dilanjut, Mega menceritakan pengalaman saat dia jadi presiden ke-5. Waktu dia membentuk Mahkamah Konstitusi. Mulai merancang undang-undang, mencarikan kantor, hingga keperluan karyawan MK. 

Dilanjut: ”Dengan perannya (MK) begitu penting. Saya sangat serius menggarap pembentukannya. Saya sebagai presiden didampingi oleh menteri sekretaris negara mencarikan sendiri gedungnya dan saya putuskan di dekat istana, yaitu suatu tempat yang sangat strategis yang disebut sebagai ring satu, sehingga MK harus bermanfaat, bukan bagi perorangan, tapi bagi rakyat, bangsa, dan negara.”

Megawati menyayangkan MK saat ini. ”Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani.”

Terkait putusan MK soal batas usia capres-cawapres, Mega berharap agar masyarakat mengawal Pemilu 2024 sepenuh hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: