Abu Bakar Ba'asyir Kirim Surat untuk Prabowo-Gibran Menjelang Kontestasi Pilpres
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang mendapat surat dari Abu Bakar Ba’asyir terkait pemimpin muslim. -X-
HARIAN DISWAY - Abu Bakar Ba’asyir didampingi dengan pengurus Pondok Pesantren Al-Mukmin mendatangi Balai Kota Solo untuk bertemu dengan Gibran Rakabuming Raka.
Kedatangan Abu Bakar tersebut ingin menyampaikan sepucuk surat khusus untuk Prabowo Subianto. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin itu terlihat tiba di Balai Kota Solo pada Senin, 20 November 2023.
Tujuan Abu Bakar kali ini ialah ingin memberikan sebuah surat untuk calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM). Ia mengamanati Gibran untuk menyampaikan surat tersebut secara langsung kepada Prabowo.
BACA JUGA: TKN Sumut: Bobby Nasution Jadi Senjata Kemenangan Prabowo-Gibran
“Ini saya ingin menyerahkan surat tadzkiroh namanya, menjadi kewajiban Allah. Mewajibkan umat Islam yang mengerti agama harus berusaha agar menyampaikan nasihat kepada calon kepala Negara. Jadi itu kewajiban saya harus menyampaikan nasihat,” tutur Abu Bakar.
Dalam surat tersebut Abu Bakar memberi beberapa nasihat yang juga menjadi kewajiban menurutnya untuk mengingatkan kepala negara.
Menurut tokoh agama yang berusia 85 tahun tersebut, pemimpin muslim harus mengatur negara sesuai dengan ketentuan Islam. Meski pun sulit untuk diterapkan Abu Bakar menegaskan bahwa hal ini hanyalah pengingat.
BACA JUGA: Jubir TKN: Program Air Bersih Prabowo Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat
“Menjadi presiden muslim itu memiliki kewajiban tersebut. Namun memang banyak penentang dari non-muslim menjadi sunnatullah. Jadi kewajiban seorang presiden muslim agar mengatur negaranya dengan ketentuan Islam,” terangnya.
Rencananya Abu Bakar mengirim surat yang sama kepada seluruh calon yang akan berkontestasi nanti di 2024. Ia bakal memberikan gagasan yang sama kepada Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tentang kolerasi agama dan negara.
BACA JUGA: Dukungan Penuh untuk Prabowo Dari SBY
Abu Bakar Ba’asyir memang dikenal dengan ulama yang dahulunya menentang ideologi Pancasila. Namun, setelah 15 tahun mendekam di penjara akibat kasus terorisme, ia mulai menerima ideologi tersebut.
Ia resmi dibebaskan pada awal 2021 setelah berikrar untuk menerima Pancasila. Setelah mendapat kabar Abu Bakar Ba’asyir menghampiri kantornya, Gibran akan membaca surat yang akan disampaikan tersebut terlebih dahulu.
Ia berencana untuk mengosongkan jadwalnya untuk bertemu dengan Abu Bakar Ba’asyir. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: