Tak Melulu Soal Cuan, Arek Suroboyo Hadapi Tantangan Investasi Bodong dan Judi Online

Tak Melulu Soal Cuan, Arek Suroboyo Hadapi Tantangan Investasi Bodong dan Judi Online

Arthur dan Billy mengetahui kenyataan bahwa banyak pemuda Surabaya yang memahami potensi keuntungan dari saham dan pasar modal. Tetapi mereka ini justru tertarik pada judi online yang dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan cuan. --

HARIAN DISWAY – Sebagai arek Suroboyo, berinvestasi harus menjadi salah satu pilihan langkah bijak untuk masa depan yang lebih baik. Tapi ingat, hal itu penuh dengan tantangan dan risiko. Jadi, ketika memutuskan untuk berinvestasi, lakukanlah dengan hati-hati dan dibekali pengetahuan yang cukup. 

Jangan mudah tergiur janji cuan yang instan dan tidak realistis. Terkait hal itu, ada banyak yang bisa dipelajari dari pengalaman. Baik yang manis maupun yang pahit. Semua itu demi menjadi investor yang lebih bijak dan bertanggung jawab. 

Apalagi dalam kehidupan masyarakat modern, investasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Di Kota Pahlawan, Surabaya, gairah masyarakat untuk meningkatkan ekonomi pribadi terus berkembang. Kota ini bukan hanya kaya dengan sejarah dan budaya. Tetapi juga semangat warganya yang ingin maju dalam berinvestasi.

BACA JUGA: Target Investasi di Jatim Terlampaui

Kondisi ini dikuatkan dengan video TikTok di akun @kokohkembar, influencer asal Surabaya. Unggahan ini rupanya menarik perhatian besar. Video eksperimen sosial dengan tag #CuanGarisKeras yang telah ditonton lebih dari 2 juta kali itu menyoroti fenomena menarik di kalangan pemuda Surabaya.

Simpulannya, Arthur dan Billy mengetahui kenyataan bahwa banyak pemuda Surabaya yang memahami potensi keuntungan dari saham dan pasar modal. Tetapi mereka ini justru tertarik pada judi online yang dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan cuan. 

Tampak dalam video tersebut duo KokohKembar bertanya mengenai opini tentang potensi keuntungan antara saham dan judi online. Fenomena ini menggambarkan dilema yang dihadapi generasi muda saat memilih jalur yang tepat dalam menumbuhkan keadaan keuangan mereka. Sama menariknya adalah komen-komen di video tersebut banyak yang memberikan opini sebaliknya.

Tapi sejauh ini, Surabaya menunjukkan gejolak positif dalam perekonomian lokal. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan bahwa investasi penanaman modal di kota ini mencapai angka Rp 19,919 triliun pada semester pertama 2023. Ini termasuk investasi dari modal asing, dalam negeri, dan usaha mikro kecil.

BACA JUGA: 2023, Jokowi Fokus Ekspor dan Investasi

Seiringnya pertumbuhan ekonomi lokal, masyarakat juga mencoba meningkatkan ekonomi pribadi. OJK juga mencatat pertumbuhan investor yang signifikan di Jawa Timur: jumlah investor saham meningkat menjadi 648.911, naik 20,86 persen year-on-year; dan investor reksa dana meningkat menjadi 1.412.607, naik 22, 86 persen year-on-year. 

Angka-angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya semakin antusias dalam berinvestasi di pasar modal. Namun, di balik semangat yang menggebu-gebu, ada juga kekhawatiran. Surabaya, seperti banyak kota lain, menghadapi masalah literasi keuangan yang rendah. 

OJK melaporkan bahwa walaupun inklusi keuangan di Jawa Timur berada di angka 92,99 persen namun literasi keuangan hanya berada di tingkat 55,32 persen. Hal ini membuka celah bagi praktik investasi bodong dan judi online yang merugikan banyak orang. 

Kisah salah seorang ”Crazy Rich” Surabaya dengan Robot Trading Auto Trade Gold (ATG) yang merugikan ribuan orang senilai lebih dari Rp 300 miliar, menjadi pelajaran pahit. Belum lagi laporan tentang penipuan investasi bodong dan judi online yang terus berkembang.

Terkait hal itu ada pendapat dosen Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair), Prof. Rossanto Dwi Handoyo, S.E., M.Si., Ph.D. Ia menegaskan bahwa di era digital yang semakin merambah ke semua sektor, teknologi bisa memudahkan tetapi juga perlu diwaspadai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: