Prabowo si Gemoy

Prabowo si Gemoy

Ilustrasi Prabowo goyang gemoy. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Prabowo menyatakan banyak belajar tentang politik dari Jokowi. Ia pun bertekad mengikuti langkah Jokowi jika berhasil menjadi presiden. Salah satunya, mengajak pihak mana pun untuk bekerja sama membangun bangsa tanpa pandang kawan ataupun lawan politik. 

Perubahan citra dari galak menjadi gemoy itu dinilai sebagai upaya Prabowo menggaet pemilih muda (first voters) untuk memenangkan Pilpres 2024. Prabowo menyadari bahwa pilpres kali ini adalah kesempatan yang terakhir baginya, it is now or never, do or die. Prabowo melakukan apa saja untuk memenuhi cita-cita politiknya.

Pertarungan memperebutkan suara first voters terlihat sangat serius karena jumlah pemilih pemula sangat besar. Daftar pemilih tetap nasional untuk Pemilu 2024 mencapai 204,8 juta jiwa, lebih dari 50 persen pemilih di antaranya merupakan pemilih muda. Pemilih kategori gen Z berjumlah 46,8 juta jiwa atau 22,85 persen dan 68,82 juta jiwa atau 33,6 persen pemilih dari generasi milenial. 

Sebagai kelompok dominan dalam Pemilu 2024, suara anak muda dianggap berkontribusi besar untuk menentukan kemenangan. Media sosial menjadi sarana utama generasi muda untuk mencari informasi soal isu-isu politik, dipilih lebih dari 90 persen responden. 

Laporan Indonesia Social Media Statistics 2023 menunjukkan, Instagram menjadi platform media sosial terpopuler, dengan perkiraan 173,59 juta pengguna pada 2023. Jumlah tersebut lebih dari separuh populasi Indonesia. 

Melihat jumlah yang besar itu, wajar saja jika para capres berusaha sekuat tenaga untuk merebut suara mereka. Karena itu, Prabowo mati-matian mempertahankan Gibran Rakabuming Raka sebagai pendampingnya.

Para pemilih muda tersebut menjadi penentu masa depan. Karena itu, mereka berhak tahu latar belakang pemimpin yang akan dipilihnya. Taruhan anak-anak muda itu terlalu mahal jika memilih presiden hanya karena bisa berjoget gemoy. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: