BMKG: Waspada Cuaca Ekstrim Mulai 25 November Hingga 1 Desember 2023
Mendung bergelayut di langit Kota Pahlawan. Paduan berbagai dinamika atmosfir di menimbulkan potensi cuaca ekstrim hingga 1 Desember 2023-Taufiqur Rahman/Harian Disway-
HARIAN DISWAY - BMKG memperingatkan bahwa serangkaian cuaca ekstrim berpotensi terjadi pada rentang 25 November hingga 1 Desember 2023.
Hal tersebut didasarkan pada monitoring perkembangan kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia pada 14 hingga 23 November 2023.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, saat ini ada beberapa dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Analisis curah hujan menunjukkan intensitas ringan hingga ekstrem di wilayah Indonesia bisa mencapai 178,6 mm/hari di Tarempa, Kepulauan Riau pada tanggal 19 November 2023.
BACA JUGA:Setelah Diguyur Hujan Semalam, Cuaca Jawa Timur 27 November 2023 akan Hujan Merata
Intensitas hujan dengan kategori sangat lebat juga terpantau di Provinsi Sumatra Utara pada tanggal 18, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 18, dan Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 22 November 2023.
“Nilai ini mengindikasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah sejak pertengahan November 2023,” kata Guswanto pada Sabtu, 25 November 2023.
Kaca depan RS Mitra Keluarga Darmo, Surabaya pecah dipicu hujan deras dan angin yang mengguyur Surabaya pada Minggu Sore, 27 November 2023-Istimewa-
Beberapa fenomena atmosfer terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Kemenkes Bagikan 5 Cara Agar Terhindar dari Penyakit saat Musim Hujan Tiba
Yang pertama adalah Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat. MJO diprediksikan dapat terus aktif di sekitar wilayah Indonesia hingga periode Dasarian I Desember 2023 dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
Kemudian fenomena skala regional lainnya adalah gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023.
“Faktor lainnya adalah penguatan angin monsun Asia, terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km per jam,Re),” papar Guswanto.
Selain itu, cuaca ekstrim di Indonesia dipicu munculnya Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin.
Kemudian ada juga anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga 3 ᵒC menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Gabungan berbagai faktor tersebut kata Guswanto turut berkontribusi dalam peningkatan curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: