Akulturasi dalam Selembar Batik di Pesisir Pantai Utara Jawa

Akulturasi dalam Selembar Batik di Pesisir Pantai Utara Jawa

AKULTURASI dalam selembar batik di pesisir Pantai Utara Jawa. Foto: para pembatik Tiga Negeri bekerja memproduksi batik Lasem yang unik di Lasem, Januari 2023. -Doan Widhiandono-Harian Disway-

Lebih-lebih lagi kalau hendak membuat motif-motif keratonan. Wah, dobel sulit. Keraton sangat tertutup. Mereka tak mau busananya disamai rakyat jelata.

Namun, pada 1934, ayah Giok, Gouw Tjin Lian, berhasil mendapatkan izin dari Keraton Kanoman. Untuk membuat batik bermotif keratonan.

BACA JUGA: Hari Batik Nasional, Wagub Emil: Batik Tak Bisa Direplika oleh AI

Kok bisa?


AKULTURASI dalam selembar batik di pesisir Pantai Utara Jawa. Foto: Gouw Yang Giok menunjukkan motif batiknya yang khas di Cirebon, Januari 2023. -Retna Christa-Harian Disway-

"Kebeneran nih, uyut (nenek buyut, Red) saya itu generasi pertama pembuat batik. Nah, nggak tahu bener atau enggak, ya, dia itu selir dari keraton Kanoman," ungkap Giok.

"Ini katanya, lho ya. Saya enggak tahu. Kan saya belum lahir," imbuh dia jenaka. Di balik masker putih yang dikenakannya, tampak Giok tersenyum jail.

"Raja kan selirnya banyak. Kalau selirnya jelek kan nggak dicari-cari, tuh. Nah, mungkin uyut saya jelek. Dia lari ke Trusmi. Ketemulah uyut laki saya," Giok bercerita. Kali ini dia tertawa kecil. Menertawakan leluconnya sendiri tentang sang nenek buyut.

Kakek buyut lelaki Giok adalah pemuda Tionghoa. Ia melamar sang selir yang melarikan diri itu. Mereka kemudian menikah. Eh, kalau benar nenek buyut Giok adalah selir raja, berarti Giok kecipratan darah bangsawan, dong?

BACA JUGA: Hari Batik Nasional: Historisitas dan Identitas Bangsa, Simbol Tak Ternilai Warisan Budaya Dunia

"Enggak. Saya enggak mau juga berdarah biru," kata Giok. "Tranfusinya susah," imbuhnya ekspresi serius. Aih, nenek ini rupanya gemar membanyol!

Giok menyatakan, sang uyut sudah membuat batik sejak 1800-an. Meskipun tanpa izin dari keraton. Skill membatik diturunkan kepada kakek nenek Giok. Lalu ke ayah Giok. Dan kini ke dia dan adiknya, Gou Jenny.

"Jadi saya generasi keempat. Generasi kelima sudah ada anak saya, Moniq," tutur Giok.

Giok menspesialisasikan diri pada batik tulis berkualitas tinggi. Yang motifnya rumit dan langka. Karyanya lebih banyak dibeli untuk koleksi daripada dijahit menjadi baju.

BACA JUGA: Sambut Hari Batik 2 Oktober, Kemenparekraf Gelar Fashion Show Pamerkan Koleksi Istana Berbatik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: