Bunuh 4 Anak Sekaligus
Tulisan dibuat di laptop oleh terduga pelaku pembunuhan terhadap empat anaknya sendiri di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan.-Rafi Adhi Pratama-
BACA JUGA: Kasus Pembunuhan di Pasuruan: Ngono yo Ngono, ning Ojo Ngono
Setelah Irwan mendapatkan minuman dan mendatangi rumah Panca, kondisi pintu tertutup. Panca di dalam rumah. Dipanggil Irwan, Panca menjawab: ”Letakkan dekat pintu, nanti saya ambil. Uangnya nanti saya bayar.”
Irwan meletakkan itu dekat pintu. Polisi heran, masih menyelidiki, untuk apa Panca membeli empat minuman isotonik. Itu jenis minuman suplemen untuk olahragawan. Bukan penunda bau busuk mayat.
Saat mengirimkan minuman itu, Irwan tidak mendengar suara anak-anak di dalam rumah. Sepi. Irwan mengatakan ke polisi, ia terakhir melihat anak-anak Panca pada Minggu pagi, 3 Desember. Setelah itu, ia tak melihatnya lagi.
BACA JUGA :Pembunuhan di Randupitu Gempol Terungkap
Berarti, empat anak itu dibunuh sekitar dua atau tiga hari sebelum rumah Panca didobrak tetangga. Pantas, lalat sudah berkumpul di sana.
Tersangka Panca masih diperiksa polisi. Ia dikenakan dua sangkaan: Pembunuhan dan KDRT istri. Dua perkara itu terpisah. Untuk KDRT, polisi belum bisa memeriksa Devnisa yang dirawat di RS.
Keluarga Panca pecah berantakan. KDRT, pembunuhan anak, percobaan bunuh diri. Panca ditahan, Devnisa di RS. Itu disebut familicide. Pembunuhan anggota keluarga.
BACA JUGA: Drama Pembunuhan Anak Pungut di Musi Banyuasin
Prof Jacquelyn C. Campbell dari Johns Hopkins University, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat (AS), melakukan riset tentang familicide. Dipublikasi di jurnal National Institute of Justice (NIJ) Edisi No 266, 25 Mei 2010, berjudul Men Who Murder Their Families: What the Research Tells Us, menyebutkan, kebanyakan pria pembunuh anggota keluarga akan melakukan bunuh diri.
Riset Campbell tahun 2010 di 12 kota di AS menghasilkan: Dari 408 kasus familicide, sebagian besar (91 persen) pelaku laki-laki. Sebagian besar (88 persen) menggunakan pistol.
Dari segitu pelaku familicide pria (membunuh istri atau anak), sebagian besar pelaku bunuh diri. Mereka kebanyakan laki-laki kulit putih non-Hispanik.
BACA JUGA: Risiko Sopir Taksi Online, Dirampok dan Dibunuh
Familicide selalu didahului dengan domestic violence (KDRT). Familicide adalah peningkatan dari KDRT. Pelakunya bertemperamen keras dan suka terlalu mengontrol anggota keluarga.
Karakter pelaku itu tidak serta-merta menjadikannya pelaku KDRT dan pembunuhan. Tapi, selalu ada pemicunya. Sebagian besar pemicunya adalah masalah uang yang bersumber dari pekerjaan. Maksudnya, jika lelaki berkarakter seperti itu kemudian kehilangan pekerjaan, otomatis tidak punya uang, itulah pemicu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: