Simbolis Bayi Yesus dalam Reruntuhan Bangunan, Perayaan Natal Gereja Lutheran di Betlehem

Simbolis Bayi Yesus dalam Reruntuhan Bangunan, Perayaan Natal Gereja Lutheran di Betlehem

Simbolis Bayi Yesus dalam reruntuhan bangunan akibat pemboman Israel tiada henti di Gaza. Hal ini dilakukan di Gereja Lutheran, Betlehem, Tepi Barat pada Kamis, 7 Desember 2023. -@MuntherIsaac-X (Twitter)

HARIAN DISWAY - Gereja Lutheran di Betlehem memutuskan perayaan Natal akan mencerminkan kondisi anak-anak yang hidup dan dilahirkan di Palestina. Hal itu dilakukan dengan menempatkan Bayi Yesus secara simbolis di reruntuhan bangunan akibat pemboman Israel.

Pemutusan itu adalah salah satu langkah dari seluruh gereja di Palestina untuk membatalkan semua perayaan Natal yang meriah seperti pada umumnya. 

Gereja-gereja di Palestina sepakat untuk mengekspresikan persatuan dengan Gaza dan penolakan terhadap agresi yang sedang berlangsung terhadap orang-orang Palestina dalam Perang Hamas-Israel.

BACA JUGA:Dewan Keamanan PBB Gagal Perjuangkan Gencatan Senjata, Antonio Guterres : Saya Tak Akan Menyerah

Pendeta Munther Isaac mengatakan bahwa langkahnya itu adalah representasi pedih dari penderitaan anak-anak Gaza yang terkubur reruntuhan bangunan akibat pemboman Israel tanpa henti.

"Jika Kristus dilahirkan hari ini, Dia akan dilahirkan di bawah puing-puing dan penembakan Israel,” kata Pendeta Munther Isaac di Gereja Lutheran, Betlehem, Tepi Barat.

"Ini adalah pesan kuat yang kami kirim ke dunia untuk merayakan liburan," imbuhnya, dilansir dari Al Jazeera pada Kamis, 7 Desember 2023.


Pendeta Munther Isaac saat berada di dalam Gereja Lutheran, Betlehem, Tepi Barat pada Kamis, 7 Desember 2023. Dia mengatakan simbolis Bayu Yesus tersebut adalah representasi penderitaan anak-anak Gaza yang terkubur reruntuhan bangunan akibat pemboman Israel tiada henti. -Munjed Jado-Al Jazeera

Menurut Isaac dan para pemimpin gereja lainnya, penempatan Bayi Yesus secara simbolis itu adalah cara untuk menyampaikan pesan yang mencerminkan kelahiran Kristus, utusan keadilan, perdamaian, dan martabat bagi umat manusia.

Kristus tidak lahir di antara para penjajah atau mereka yang memiliki kekuatan militer, tetapi lahir di negara seperti Palestina 2.000 tahun yang lalu, kata Isaac.

"Betlehem sedih dan hancur. Kami semua kesakitan tentang apa yang terjadi di Gaza, merasa tidak berdaya dan kewalahan oleh ketidakmampuan kami untuk menawarkan apa pun," katanya.

BACA JUGA:Resolusi DK PBB di-Veto AS, Netanyahu: Terima Kasih Pada Sekutu Kami

Um Bishara, seorang ibu dari empat anak, mengatakan bahwa dia terkejut melihat adegan kelahiran Bayi Yesus di puing-puing reruntuhan pada Minggu, 5 Desember 2023.

Dia duduk dan menangis ketika melihat simbolis tersebut menghantam dirinya. Um Bishara bersungguh-sungguh dalam doanya untuk perdamaian dan keamanan bagi anak-anak di Gaza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber