Simbolis Bayi Yesus dalam Reruntuhan Bangunan, Perayaan Natal Gereja Lutheran di Betlehem

Simbolis Bayi Yesus dalam Reruntuhan Bangunan, Perayaan Natal Gereja Lutheran di Betlehem

Simbolis Bayi Yesus dalam reruntuhan bangunan akibat pemboman Israel tiada henti di Gaza. Hal ini dilakukan di Gereja Lutheran, Betlehem, Tepi Barat pada Kamis, 7 Desember 2023. -@MuntherIsaac-X (Twitter)

Di sisi lain, Pendeta Munther Isaac pernah menyampaikan surat dari gereja-gereja di Betlehem kepada pemerintah Amerika Serikat di Washington, D.C. sekitar tiga minggu yang lalu.

BACA JUGA:Amerika Serikat Veto Resolusi Gencatan Senjata Dewan Keamanan PBB di Gaza

Isi surat itu mendesak untuk menerapkan pesan Kristus yang menolak ketidakadilan dan menyerukan berakhirnya perang di Gaza.

Surat itu ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kongres Amerika Serikat, dan kepala gereja-gereja di Amerika Serikat.

"Beberapa orang di Barat melupakan keberadaan orang Kristen Palestina. Perang ini mempengaruhi segala sesuatu Palestina, apakah Muslim atau Kristen. Adalah tanggung jawab kita sekarang untuk mengangkat suara kita sebagai bangsa untuk menghentikan perang ini," kata Isaac.

Pendeta Isaac juga menjelaskan betapa sedihnya ketika dia memperoleh informasi bahwa serangan Israel di Gaza dilakukan sebagai pembenaran untuk pertahanan diri.

BACA JUGA:Tak Terima Israel Diserbu Hizbullah dan Suriah, Netanyahu Ancam Akan Hancurkan Lebanon dan Beirut Seperti Khan Younis

Ribuan anak-anak dan orang tak berdosa terbunuh setiap harinya. Begitu pula dengan gereja-gereja dan rumah sakit yang dibom, mereka tidak memasukkan korban pemboman itu dalam perhitungan mereka, kata Isaac.

Dia tahu perjuangan untuk membawa perubahan akan panjang karena perjuangan Palestina bukan hanya tentang perang ini, tetapi perjuangan yang lebih dalam untuk menegaskan legitimasi keberadaan Palestina. 

Hingga saat ini, belum ada jawaban dari pemerintah Amerika Serikat terkait surat tersebut ketika Pendeta Isaac dimintakan keterangan dari wartawan.

“Saya menjawab bahwa tanggapannya adalah hak veto di PBB. Mereka merayakan Natal di tanah mereka, dan berperang di tanah kami,” kata Isaac dalam pernyataannya di X (Twitter) pada Minggu, 10 Desember 2023. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber