Meski Biden Kritik Netanyahu, AS Tetap Nyatakan Dukungan Agresi Militer Israel Sampai Batas Waktu Yang Tidak Ditentukan

Meski Biden Kritik Netanyahu, AS Tetap Nyatakan Dukungan Agresi Militer Israel Sampai Batas Waktu Yang Tidak Ditentukan

Jubir Keamanan Nasional AS John Kirby menyatakan bahwa Gedung Putih AS melanjutkan dukungan mereka pada Israel untuk melakukan agresi militer mereka di Gaza tanpa batas waktu pada 15 Desember 2023 -The White House-

HARIAN DISWAY - Meskipun Presiden AS Joe Biden sempat mengeluarkan beberapa kritikan pedas pada agresi militer IDF di Jalur Gaza, Gedung Putih AS melanjutkan dukungan mereka pada Israel

 

Dukungan tersebut dinyatakan untuk mendukung operasi militer IDF di Gaza tanpa batas waktu pada 15 Desember 2023.

 

Hal itu diumumkan langsung usai Penasihat Keamanan AS Jake Sullivan berkunjung ke Kirya, Tel Aviv untuk melanjutkan negosiasi, agar Israel mau melakukan gencatan senjata dan melindungi warga sipil di Gaza. 

 

Sebelumnya, PM Israel Benjamin Netanyahu telah menolak usulan Presiden AS Joe Biden mengenai aturan pemerintahan Gaza pasca perang dan penggunaan pendekatan yang berbeda pada 13 Desember 2023.

 

“Pesan kami tetap sama, Gedung Putih akan selalu bersama Israel dan mendukung pertempuran mereka melawan Hamas,” ujar John Kirby, Jubir Keamanan Nasional AS. 

 

Kirby menyatakan bahwa hasil perundingan Sullivan di Israel tetap sama seperti sebelumnya.

 

Israel hanya akan berkenan untuk melakukan diskusi gencatan senjata sementara dengan balasan pembebasan tawanan Hamas. Namun, tidak untuk gencatan senjata permanen. 

 

BACA JUGA:Sembrono Bombardir Gaza, Biden Sebut Israel Mulai Kehilangan Dukungan Internasional

 


Presiden AS Joe Biden menyebut bahwa Israel telah kehilangan banyak dukungan Internasional usai pengeboman brutal yang dilakukan oleh tentara IDF di Gaza pada 13 Desember 2023 -AFP-

 

Tanggapan tersebut, direspon positif oleh Kirby dan Gedung Putih, sebab mereka katanya ingin mengakhiri segala bentuk terorisme yang ada di Gaza. Disisi lain, mereka juga ingin Israel meminimalkan korban perang. 

 

Kirby juga bahkan menyatakan bahwa AS sudah membuat penegasan, untuk tidak memberikan batas waktu agresi untuk Israel, sampai mereka berhasil melenyapkan Hamas. 

 

“Jika pertanyaanya berapa lama? saya tidak tahu. Kami juga tidak mendikte Israel mengenai waktu batas berapa lama mereka bisa melanjutkan agresi mereka di Gaza. Intinya semua ini tergantung pada mereka, sampai Hamas tertangkap,” ujar Kirby. 

 

Pernyataan Gedung Putih yang berbalik mendukung Israel, lantas menuai perhatian publik. 

 

Sebab, keputusan gedung Putih tersebut sangat kontras dengan apa yang telah disampaikan Presiden AS Joe Biden kemarin pada 13 Desember 2023. Presiden AS tersebut, dengan jelas menyatakan bahwa Israel sudah kehilangan banyak dukungan internasional. 

 

Biden juga tak segan mengkritik pemerintahan Netanyahu adalah yang paling complicated selama negara Israel berdiri. 

 

BACA JUGA:Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Diceam karena Ratusan Staf Anggotanya Terkait Perang di Gaza


Presiden AS Joe Biden menyebut bahwa kepemimpinan Benjamin Netanyahu adalah yang paling sulit dan konservatif selama sejarah Israel berdiri pada 13 Desember 2023 -Anadolu-

 

Karena Netanyahu yang keras kepala tetap ingin melanjutkan agresi militer dan pembantaian warga sipil sampai Israel berhasil menguasai Gaza. 

 

Sultan Barakat, Profesor Kebijakan Publik di Hamad Bin Khalifa University yang ada di Qatar mengatakan bahwa saat ini Biden ingin menaikkan sedikit image sekaligus mendapatkan suara dari negara-negara muslim dunia menjelang pemilu AS yang diadakan pada November 2024 mendatang. 

 

Ketika AS memveto gencatan senjata Gaza di PBB, secara tidak langsung menunjukkan bahwa AS telah ikut bertanggung jawab atas kematian sebanyak 18.600 warga sipil di Gaza. Tindakan itu, nyatanya berhasil membuat seluruh pemimpin negara-negara Muslim mengecam pemerintahan Biden dan AS. 

 

“Tindakan AS yang memveto gencatan saat sidang PBB membuat mereka bertanggung jawab dalam kematian ribuan orang dan kehancuran di Gaza. Paling tidak dengan begitu, Biden sudah berhasil mencuci tangannya dan menunjukkan pada dunia jika AS sudah pernah memperingatkan Netanyahu,” ujarnya. 

 

AS akan selalu membela Israel dalam setiap kondisi. Jika memang, Biden benar-benar tidak menghendaki agresi, maka ia akan berhenti mempersenjatai Israel dan menghentikan dubesnya untuk memveto keputusan dewan PBB. (SALSA AMALIKA) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: