Polemik Korupsi Lelaki-Perempuan

Polemik Korupsi Lelaki-Perempuan

Ilustrasi polemik korupsi lelaki-perempuan. Eva Kusuma Sundari vs Mahfud MD.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Riris: ”Kurang lebih dua ratus jutaan, Pak.”

Jaksa: ”Apa tujuan suami Saudari beli tas semahal itu?”

BACA JUGA: Studio Daluang Tanamkan Antikorupsi dalam Klothek'an

Riris: ”Begini, Pak Jaksa… Tiga tas itu kami bawa pulang. Setelah beberapa hari di rumah, lalu tidak ada. Terus saya melihat di Instagram, tas itu dipakai wanita lain. Yaitu, penyanyi Windy Idol (Windy Yunita Bastari). Ternyata bukan untuk saya, Pak.”

Jaksa: ”Lho… Waktu beli, apakah suami Saudari memberi tahu, tas itu untuk siapa?”

Riris: ”Waktu beli, suami tidak memberi tahu. Saya kira, ya buat saya. Ternyata…”

Jaksa: ”Terus… terus… Apakah Saudari bertanya kepada suami, mengapa tiga tas itu diberikan buat Windy Idol?”

BACA JUGA: Prabowo Ungkap Alasan Suka Joged Gemoy, dan Gibran yang Mengidolakan Tokoh-Tokoh Inspiratif

Riris: ”Saya bertanya, Pak… Terus, jawab suami, bahwa ia disuruh Pak Hasbi Hasan (terdakwa korupsi sepaket dengan Dadan) memberikan tiga tas itu ke beliau, terus dari beliau diberikan lagi ke Windy Idol.”

Estafet, perjalanan tiga tas mewah itu. Oleh para terdakwa korupsi, tas diberikan ke perempuan. Terdakwa korupsi, diduga jaksa, membelanjakan hasil korupsi (sebagian) diberikan untuk perempuan.

Berarti, pernyataan Mahfud MD tidak terlalu salah. Nyaris benar. Bahwa perempuan adalah tukang kompor pria melakukan korupsi. Setidaknya, di perkara korupsi dengan terdakwa Dadan Tri dan Hasbi Hasan, jaksa menduga, uang hasil korupsi buat Windy Idol.

Cuma meleset tipis dari pernyataan Mahfud. Bahwa perempuan itu ternyata bukan istri terdakwa korupsi. Mungkin, ini bisa jadi bahan masukan buat Mahfud. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: