Polemik Korupsi Lelaki-Perempuan
Ilustrasi polemik korupsi lelaki-perempuan. Eva Kusuma Sundari vs Mahfud MD.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD, bahwa istri adalah pengompor suami korupsi, dikecam politikus Eva Kusuma Sundari. ”Pak Mahfud misoginis (benci wanita),” ujar Eva. Lalu, Mahfud membalas: ”Justru saya puji perempuan baik. Bukan yang buruk.” Maka, jadilah konflik gender.
ORANG-ORANG tua itu berpolemik di ranah publik seperti bocah olok-mengolok terkait gender. Bocah lelaki bilang: ”Perempuan itu cengeng, nangisan.” Dibalas perempuan: ”Aku gak pernah nangis. Malah, lelaki itu yang suka berantem. Sok jago.”
Sejatinya, sejak anak-anak pun manusia sudah biasa berantem gender. Sudah terlatih. Dengan begitu, sampai tua terus terbawa. Bahkan, sampai mereka jadi politikus top Indonesia, pun tetap begitu. Seolah sudah jadi kodrat lelaki-perempuan.
BACA JUGA: Terbukti Korupsi Rp 8,7 M, Eny Rustiana Divonis 7 Tahun dan Ganti Kerugian Negara
Di kasus ini, diawali pidato Mahfud di acara Halaqah Kebangsaan dan Pelantikan Pengurus Majelis Zikir Al-Wasilah, Sumatera Barat, di Padang, Minggu, 17 Desember 2023. Hadirin ibu-ibu. Mahfud bicara begini (kronologi singkat, biar jelas):
”Pertama, surga itu terletak di kaki ibu. Itu artinya apa? Kaki itu tempat di jalan. Sehingga kebaikan suatu anak itu tergantung sepak terjang ibunya. Kalau ibunya baik, maka anaknya akan baik, akan masuk surga, ibu dan anaknya.”
Dilanjut: ”Tapi, kalau langkah kaki ibu-ibu tidak baik, maka ibu maupun anaknya juga masuk neraka. Juga, ada yang mengatakan bahwa kaum perempuan itu tiang negara. Kalau perempuan di suatu negara itu baik, maka negaranya itu akan baik. Kalau perempuannya tidak baik, negaranya tidak baik. Di sini kaum perempuan punya peran penting membangun negara.”
BACA JUGA: Tolak Tuntutan, Terdakwa Kasus Korupsi PT Antam Anggap Dakwaan JPU Tidak Terbukti
Akhirnya: ”Suami-suami yang terjerumus ke dalam kejahatan, banyak karena istrinya tidak baik. Banyak koruptor yang sekarang masuk penjara, karena tuntutan istri. Gajinya cuma Rp 20 juta, belanja istrinya Rp 50 juta yang dituntut dari suami.”
Eva Sundari: ”Itu pernyataan khas masyarakat patriarkal, yang percaya superioritas laki-laki dan mengelasduakan perempuan. Cermin bahwa Pak Mahfud misoginis.”
Dilanjut: ”Perempuan bukan pelaku korupsi, bahkan korban laki-laki yang korup, tetapi kemudian disalahkan. Laki-laki yang korup itu ya karena salahnya laki-laki sendiri. Lemah iman, pengecut lagi, menyalahkan istri. Padahal, korupsi kebanyakan motifnya keserakahan, misalnya, atas harta, takhta, wanita.”
BACA JUGA: Cegah Korupsi di Kementerian Pertahanan, Capres Prabowo Subianto Pernah Libatkan KPK
Sampai di sini sudah perang opini. Polemik. Mahfud memulai, disodok komentar Eva, lantas dibalas lagi oleh Mahfud. Tak bakal ada habisnya. Seperti karakter bocah saling ledek.
Tapi, tunggu dulu… Perhatikan berikut ini… Eva kini kan juru bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN). Sedangkan, Mahfud adalah cawapres yang mendampingi capres Ganjar Pranowo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: