Cheng Yu Pilihan Fashion Educator Aryani Widagdo: Xue Hai Wu Ya
Cheng Yu Aryani Widagdo-Dokumentasi Pribadi-
SEBAGIAN BESAR hidup Aryani Widagdo berkutat di fashion. Dibanding disebut fashion designer, dia lebih suka disebut sebagai fashion educator. Sebab, dengan label itu, yang penting bagi Aryani adalah berbagi ilmu.
Bayangkan, di usianya yang ke-75 tahun ini, peraih penghargaan Lifetime Achievement dari Surabaya Fashion Parade 2017 itu tetap bisa mengajar atau memberi kuliah pada anak-anak gen Z dan milenial.
Hanya dari rumah, peraih penghargaan Kartini Kita Kini 2027 itu bisa mendidik banyak orang di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan IT, yakni via Zoom. "Formula itu muncul saat pandemi. Sejak itu saya menikmati waktu untuk memberikan semua apa yang saya tahu kepada banyak orang," kata perempuan kelahiran 6 Juli 1949 itu.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua PORSI Jatim Sri Juliati Nirawan: Jian Shan Tian Xia
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa: Jiao Ta Shi Di
Salah satu yang sering dia jadikan materi adalah zero waste. Dia tak hanya mengajak orang lain membuat busana tetapi sekaligus punya misi serius pada lingkungan. Ada sewing class dan slow stitching class yang banyak diminati orang-orang yang butuh kegiatan di tengah kesibukan bekerja.
Semua kegiatan yang dilakukan Aryani itu pas dengan mottonyi: never stop learning because life never stops teaching. Sebab, sebagaimana diajarkan pepatah klasik Tiongkok, ”学海无涯"(xué hǎi wú yá): lautan ilmu tiada tepinya. Cheng Yu atau pepatah Tiongkok ini sesuai dengan Aryani.
Makanya, menurut ibu dua putra itu, itulah prinsip seorang educator atau tepatnya guru. “Guru itu harus terus belajar. Sebab ia yang ‘memegang’ masa depan. Itu berarti harus terus belajar, bukan,” ujar Blitz Isnpiring Women 2016.
Dengan itu pula, pendiri kursus mode Arva Studio Surabaya itu sekaligus bisa menyemangati dirinyi sendiri. Dia bangga setiap kali bisa membuat materi pelajaran untuk siswanyi. Dengan begitu, lulusan Immerson Fashion Design Programme FMDS Singapore itu bisa mempertahankan citra dirinyi sebagai pendidik.
Yang lebih penting lagi, berbagi itu dijadikan Aryani sebagai cara untuk menyemangati dirinyi sendiri agar tetap survive. Sebab, makin ke sini, dia menyadari bahwa hidup selalu memiliki cara menguji ketangguhannyi.
Apalagi di tahun 2023, yang dirasanyi hampir menyentuh batas kemampuan ketabahannyi. Beban masalah membuat Aryani merasa lemah dan kadang-kadang benar-benar tidak berdaya. Ada kala lulusan Trend Prespective Program di Esmod Jakarta itu merasa sendirian.
“Tapi lagi-lagi saya ingat bahwa hidup adalah tempatnya belajar yang tak pernah berhenti. Saya menguatkan diri dan tetap fokus berbagi apa yang saya punya untuk orang lain. Itu yang sangat saya syukuri,” tegas lulusan Madame Elena Fashion School Jakarta itu, mantap. (Heti Palestina Yunani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: