Dua Mahasiwa UINSA Lolos MOSMA dan Diundang Menjadi Delegasi Indonesia di Buffalo University, Amerika Serikat
Dua Mahasiswa FISIP UINSA, Muhammad Rizki Dwi Nurdiansyah dan Dewinta Zahwa Nabila di depan SUNY Buffalo State University kampus Elmswood Village, AS-FISIP UINSA-
HARIAN DISWAY - Kabar membanggakan datang dari dua mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA).
Muhammad Rizki Dwi Nurdiansyah atau serta Dewinta Zahwa Nabila menorehkan prestasi gemilang dengan mengalahkan ribuan pendaftar MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA).
MOSMA sendiri merupakan inisiatif mobilitas fisik yang ditawarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag atau MORA) Indonesia.
Melalui program ini, para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk memulai perjalanan akademik yang transformatif di universitas-universitas internasional selama satu semester dengan jaminan kredit yang terintegrasi ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS).
BACA JUGA:Tim Hukum AMIN Akan Laporkan Jokowi ke Bawaslu, Soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak
Keduanya diterima di University of New York (SUNY) Buffalo State University, Amerika Serikat. Sampai di tahap ini, menurut Zahwa, bukanlah hal mudah.
Ia harus melakukan persiapan panjang seperti menjalani tes TOEFL, pemeriksaan kesehatan dan narkoba, mendapatkan surat rekomendasi dari dekanat, dan konsultasi dengan Kepala Program Studi Hubungan Internasional UINSA Rizki Rahmadini Nurika.
Pengalaman berharga bertemu orang-orang dengan perbedaan budaya dan latar belakang melalui MOSMA tidak hanya menambah wawasan akademisnya, melainkan turut mewarnai kehidupan perkuliahnya dengan jalinan pertemanan lintas budaya sekaligus antar bangsa.
BACA JUGA:Tak Hanya di Ruang Terbuka, Polrestabes Surabaya Juga Sosialisasi Pemilu di Tempat Hiburan Malam
Kendati demikian, bukan berarti perjalanan mereka lancar tanpa hambatan.
Muhammad Rizki Dwi Nurdiansyah atau yang akrab disebut Riki menceritakan, lingkungan akademis di SUNY Buffalo State University sedikit berbeda dengan kampus asalnya. Dari empat mata kuliah yang ia ambil, yakni European Political Systems, Principles of Marketing, Principles of Management, dan Nature Writing, hanya satu yang relevan dengan mata kuliah di HI UINSA.
Alih-alih menghambat impiannya, persyaratan interdisipliner ini justru menjadi hal yang memotivasi Riki untuk terus melangkah lebih jauh. Ia menyadari adanya peluang berupa kekayaan intelektual dari perbedaan sistem akademik.
Berkat usaha dan dedikasi Riki yang luar biasa, mahasiswa tahun ketiga itu mendapatkan penghargaan Dean’s List dari SUNY Buffalo State University.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: