Pasar Politik dan Pemilu Damai

Pasar Politik dan Pemilu Damai

Ilustrasi pasar politik dan pemilu damai.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Apalagi, saat pemilu legislatif (pileg) nanti, pasar politik lebih ramai lagi.

BACA JUGA: Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga: Kritik di Tahun Politik

Fenomena itu seyogianya menjadi silaturahmi yang menyenangkan. Bukan sebaliknya, menegangkan bagi siapa saja yang berada dalam pasar politik karena bertemu berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda untuk mengisi aneka macam stan politik dalam sebuah pasar politik. 

Setiap stan memiliki kekhasan sesuai posisi tawar yang bersangkutan. Pengunjung pun memiliki selera berbeda-beda dalam mengunjungi stan pasar politik dan mereka akan memilah-memilih terlebih dahulu sebelum memutuskan pada stan mana yang tertarik.

BACA JUGA: Koruptor Punya Hak Politik, KPK Naik Banding

MOTIVASI DI BALIK PASAR POLITIK

Dalam teori motivasi Abraham Maslow, psikolog asal Amerika Serikat (1908–1970) yang menjadi pelopor aliran psikologi humanistik, dikatakan bahwa kebutuhanlah yang menjadi alasan utama manusia termotivasi melakukan sesuatu. 

Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam praktiknya, dua jenis motivasi itu sering melandasi apa yang hendak dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. 

Dalam konteks keterlibatan seseorang dalam perpolitikan atau masuk ke pasar politik, dapat diajukan pertanyaan, apa motivasi orang berbondong-bondong masuk ke pasar politik? 

BACA JUGA: Wali Kota Batam: ASN Garda Terdepan Pemilu Damai di Ruang Digital

Mengacu pada teori motivasi Maslow tersebut, setiap orang tampaknya memiliki motivasi dan pertimbangan serta kebutuhan yang berbeda-beda, apalagi kalau mengacu pada lima tingkat kebutuhan menurut Maslow. 

Yakni, kebutuhan psikologis yang berkaitan dengan kebutuhan biologis (sandang, pangan, papan, kesehatan, dan lain-lain), kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial (persahabatan), kebutuhan untuk dihormati, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri pasti berbeda pada setiap orang. 

Dalam konteks tulisan ini, seseorang masuk ke pasar politik, sebagian ada yang beradu nasib atau hendak memenuhi kebutuhan psikologis dan biologisnya serta ada yang ingin menjalin relasi sosial yang lebih luas.

BACA JUGA: Gerakan Moral Pemilu Damai Pemilih Pandai Ala Relawan Prabowo (Repro)

Ada pula yang ingin memiliki power sehingga dihormati, ada yang ingin mengaktualisasikan diri dengan cara memperbaiki bangsa dengan menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan, dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: