Pasar Politik dan Pemilu Damai

Pasar Politik dan Pemilu Damai

Ilustrasi pasar politik dan pemilu damai.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

TIDAK dapat dimungkiri, dinamika perpolitikan dua tahun terakhir memberikan warna tersendiri pada pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat. Khusus bagi yang memiliki naluri politik kuat, fenomena itu dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang menaruh perhatian pada hajatan politik nasional. 

Mulai Pilpres 2024, pemilihan calon anggota legislatif, hingga pernak-pernik baliho, spanduk, selebaran, dan sejenisnya yang bertebaran di mana-mana. 

Ibarat sebuah pasar, inilah momentum pasar politik. Di dalam pasar politik ada yang sekadar melirik, melihat, memilah dan memilih, mengomentari, bahkan menjadi pelaku langsung (pengurus dari berbagai partai politik).

BACA JUGA: Politik Bakso Mbelingnya Jokowi 

Di antara mereka juga ada yang warga biasa (bukan politikus dan bukan pengamat), akan tetapi mendadak ikut menyerbu dan masuk pasar politik. 

Fenomena tersebut menandai bahwa masyarakat dewasa ini telah menyadari pentingnya melek politik dan ikut memberikan perhatian pada hajatan politik nasional. 

Saat ini perbincangan di warung-warung kopi dan di berbagai tempat lainnya  layaknya seperti para politikus dan pengamat politik yang sedang berdebat di sebuah stasiun televisi. 

BACA JUGA: Seni Politik Hospitalitas: Berdemokrasi Tanpa Kegaduhan dan Kebencian

Itulah daya magnet politik. Bahkan, sejak tahun politik bergulir, ada sebagian yang mendadak beralih profesi dari pekerjaan sebelumnya untuk beradu nasib ke pasar politik. 

Di dalam pasar politik ada stan utama yang bernama calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), stan tim sukses pilpres, stan calon menteri, stan calon gubernur-wakil gubernur, stan wali kota-wakil wali kota/bupati-wakil bupati, stan caleg, dan stan politik lokal (calon kepala desa). 

Latar belakang mereka yang masuk ke pasar politik juga heterogen. Ada yang asli politikus, pengurus partai, pekerja swasta, pensiunan, artis, pengusaha, dokter, akademisi, bahkan ustaz, dan profesi lainnya berkumpul jadi satu dalam pasar politik yang memiliki daya magnet luar biasa. 

BACA JUGA: Menjaga Stabilitas Perekonomian di Tahun Politik

Latar belakang yang heterogen ketika masuk pasar politik juga berpengaruh terhadap proses interaksi dan komunikasi di antara mereka. 

Oleh karena itu, tidak heran kalau sempat terjadi gesekan kecil, ketersinggungan, bahkan ketegangan di antara mereka ketika berada di dalam pasar politik, khususnya pada masa kampanye dan rangkaian debat capres-cawapres. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: