Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (2-Habis): Motor Pembangunan Ekonomi

Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (2-Habis): Motor Pembangunan Ekonomi

Ilustrasi santri berpotensi menjadi motor pembangunan ekonomi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Lantas, bagaimana dengan pesantren salaf yang cenderung tradisional? Jangan salah, di pesantren itu pun pembelajaran mengenai wawasan kebangsaan dan kearifan lokal digelontorkan kepada para santri. Dengan demikian, rasa cinta tanah air para santri tetap berkobar. 

Penanaman nilai-nilai nasionalisme pada para santri pesantren salaf bisa dilakukan dengan bertolak pada poin pokok dari ilmu-ilmu dalam kitab kuning klasik yang dipelajari. Melalui kitab yang membahas tauhid, fikih, hingga akhlak, disampaikan tentang pentingnya hubungan antarmanusia dan kasih sayang. 

Kasih sayang ditebarkan mulai lingkup kecil keluarga hingga cakupan yang lebih luas, yakni masyarakat di level daerah maupun negara. Melalui praktik saling mengasihi, cinta kepada sesama dan cinta kepada tanah air dapat terpupuk secara lestari. (*)


Muhammad Naufal Arsy Katon, alumnus Ponpes Bumi Shalawat dan ketua Hipmi PT ITS -Dok Pribadi-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: