Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (2-Habis): Motor Pembangunan Ekonomi

Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (2-Habis): Motor Pembangunan Ekonomi

Ilustrasi santri berpotensi menjadi motor pembangunan ekonomi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

MENYAMBUNG tulisan sebelumnya, potensi santri dan pondok pesantren begitu besar. Tidak hanya terkait jumlah, tapi juga karena santri dan pondok pesantren telah menjadi bagian penting dalam sejarah yang membentuk Indonesia

Dalam konteks Indonesia sebagai salah satu negara yang diproyeksikan menjadi negara maju, santri adalah salah satu bagian besar dalam kluster-kluster warga negara usia produktif dalam bingkai bonus demografi.

pentingnya, santri sebagai salah satu eksponen masyarakat mesti berperan besar dalam optimalisasi pembangunan di segala bidang. Para santri mesti terpacu untuk terlibat dalam aspek-aspek fundamental di masyarakat, sesuai dengan kecenderungan masing-masing. 

BACA JUGA: Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (1): Sumber Inspirasi Dunia

Bisa saja ada yang suka dalam bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan, sains, teknologi, dan lain sebagainya. Sebagaimana sebuah riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang menegaskan: sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. 

Dengan aktif dan serius berkecimpung di bidang-bidang publik, seorang santri melebarkan cakupan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. 

Sejatinya, para santri tidak akan kekurangan teladan. Mengingat, ada banyak santri yang berhasil mengisi ruang-ruang penting publik selama ini. Sebut saja Presiden Ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid dan peneliti kenamaan Ainun Nadjib yang sekarang berdomisili di Singapura. 

BACA JUGA: Prabowo dan Relawan Nderek Guru Habib Luthfi Bershalawat Bersama Para Santri di Banten

Ada pula pengajar Monash University Nadirsyah Hosen, penulis kondang Ahmad Fuadi dan Habiburrahman El Shirazy, imam Islamic Center New York Shamsi Ali, serta masih banyak lagi sosok santri sukses kenamaan. 

Pada prinsipnya, santri mesti sanggup menempatkan diri sebagai manusia yang bisa bersumbangsih maksimal bagi lingkungan. Tidak terkecuali, di bidang penguatan ekonomi maupun pembangunan nasional.

Sehubungan dengan pembangunan ekonomi, santri mesti punya wawasan kewirausahaan yang holistik. Para santri mesti dipahamkan bahwa salah satu tonggak kemajuan bangsa adalah ekonomi, dan salah satu sektor ekonomi produktif adalah berniaga. 

BACA JUGA: Terima Dukungan Dari Santri Muda, TKN Pastikan Prabowo-Gibran Wujudkan Dana Abadi Pesantren

Apalagi, Nabi Muhammad juga merupakan seorang pedagang. Selayaknya, hal itu menjadi inspirasi santri untuk berkiprah di dunia wirausaha. 

Sejumlah pakar mendefinisikan kewirausahaan atau entrepreneurship sebagai usaha untuk mentransaksikan barang atau jasa yang dimilikinya secara kreatif dan inovatif demi memperoleh keuntungan (Basrowi, 2014, Bogor: Ghalia Indonesia).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: