Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (1): Sumber Inspirasi Dunia

Potensi Besar Pesantren dan Kaum Santri (1): Sumber Inspirasi Dunia

Ilustrasi pesantren di Indonesia sumber inspirasi dunia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BERDASAR data Kementerian Agama yang bisa diakses melalui laman pangkalan data pontren, jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai 39.511 unit dengan santri berkisar di angka 4.520.955. 

Jumlah santri yang begitu besar punya implikasi pada jumlah lulusan. Bisa diilustrasikan, pondok pesantren telah eksis dan meluluskan santri dengan jumlah signifikan sejak puluhan, bahkan seratusan, tahun lalu. 

Dengan kata lain, ada sedemikian banyak alumnus pondok pesantren yang ada di sekeliling masyarakat Indonesia.

Pesantren memiliki sejarah panjang. Dari institusi pendidikan tersebut, lahir tokoh-tokoh nasional yang punya andil besar di masa awal kemerdekaan bangsa. 

BACA JUGA: Jihad dan Perjuangan Santri di Kota Pahlawan

Di antaranya, Kiai Wahid Hasyim dari Pesantren Siwalan, Sidoarjo; Lirboyo, Kediri; dan Tebuireng, Jombang; Abdul Kahar Moezakir dari Pesantren Mambaul Ulum Solo, Jamsaren, Solo; dan Tremas, Pacitan; serta Ki Bagoes Hadikoesoemo dari Pesantren Wonokromo, Yogyakarta. 

Pembahasan mengenai pesantren maupun santri bukan semata berbincang tentang isu keislaman dan keagamaan. Pasalnya, pesantren merupakan ciri khas atau kearifan lokal Nusantara. 

Institusi pendidikan yang sudah ada sejak sebelum era kemerdekaan itu merupakan khazanah kekayaan bangsa (Nurcholish Madjid, 1997, Bilik-Bilik Pesantren, Jakarta: Dian Rakyat).

BACA JUGA: Transformasi dan Kemandirian Pesantren

Diskusi menjadi lebih menarik karena sejak 2015 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memutuskan bahwa tiap 22 Oktober adalah Hari Santri. 

Pemilihan tanggal tersebut berhubungan dengan peran santri dalam melawan penjajah. Khususnya, berkenaan dengan resolusi jihad yang dideklarasikan KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. 

Bila ditarik lebih jauh, konsep ”kemerdekaan” dan ”santri” di negeri ini menjadi dua hal yang sukar dipisahkan. Di era perjuangan kemerdekaan, para santri dan umat Islam secara umum memperoleh fatwa: wajib berperang melawan penjajah. 

Dari sana, ungkapan hubbul wathon minal iman atau cinta tanah air adalah sebagian dari iman menjadi populer bahkan hingga saat ini. 

Sejumlah pakar merumuskan, pesantren bukan hanya perkara santri. Di sana ada karisma serta ilmu para pengasuh dan ustaz. Ada pula para alumnus yang menjadi cermin dari pesantren di tengah masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: