Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai Diramaikan Ludruk Kolaborasi

Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai Diramaikan Ludruk Kolaborasi

Pecah, Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai diramaikan Ludruk Kolaborasi. KH D Zawawi Imron membacakan puisi berjudul "Damai di Bawah Sang Merah Putih". Budayawan berjuluk Celurit Emas itu menyerukan persatuan di antara sesama anak bangsa.-Julian Romadhon-

"Segalanya bermuara pada hati yang bersih. Wahai anak negeri, Rukunlah dalam rumah merah putih,” ujar KH Zawawi. Mengingatkan siapa saja untuk selalu bergandengan tangan meski berbeda ras, agama, atau pilihan politik sekali pun. 

Terlebih menjelang Pilpres 2024. Situasi politik yang memanas, serta hoax dan provokasi yang betebaran dimana-mana membuat KH Zawawi tergerak menyerukan hal itu.


Pecah, Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai diramaikan Ludruk Kolaborasi. Kelompok musik Sekaring Jagad berkolaborasi dengan musisi Arul Lamandau, menyanyikan lagu-lagu nasionalisme karya Gombloh dalam Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai.-Julian Romadhon-

BACA JUGA: Motivasi Sastra dari D. Zawawi Imron

Penampilan terakhir adalah ludruk kolaborasi. Para pemainnya: Cak Agus Kuprit, Cak Tawar, Cak Hengki Kusuma, Ning Proborini, dan lain-lain. Pementasan itu disutradarai Cak Agung Kasas, membawakan lakon Rukun Agawe Santosa.

Beragam adegan mengocok perut. Namun, sisi lainnya adalah seruan tentang perdamaian. Mulai dari hal terkecil. Seperti dari lingkungan keluarga, masyarakat, hingga bangsa dan negara.

Rukun Agawe Santosa pun turut menyoroti situasi kekinian. Tampak dalam adegan ketika Cak Hengky berdebat dengan Proborini, istrinya, karena ia ingin mencalonkan diri jadi lurah.

Cak Hengky mati-matian membujuk istrinya agar setuju dengan langkahnya. Bahkan membawa dua tim sukses ke rumahnya. Namanya Pai dan Nassir. Disingkat “Pasir”. Duo Pasir mengingatkan Hengky akan janji-janjinya jika terpilih menjadi kepala desa.

"Tapi gampang, pak. Ngkok nek misale onok wong gak iso mangan, digowo nang omah Pak Hengky, nangkono dikongkon mangan (Nanti jika misalnya ada orang tidak bisa makan, dibawa ke rumah Pak Hengky. Di situ disuruh makan, Red)," ujar Pai.

"Kalau ada orang yang tidak punya rumah?," tanya Nassir. "Gampang. Dijak nang omahe Pak Hengky, dikongkon turu kono (Diajak ke rumah Pak Hengky, disuruh tidur di situ, Red)," jawab Pai.

"Nek onok warga sing kangelan makamno keluargane sing meninggal yo'opo, cak (kalau ada warga yang kesulitan memakamkan keluarganya yang meninggal, gimana, cak, Red)?," tanya Nassir lagi.

BACA JUGA:Sanggar Lidi Surabaya dan Orasi Budaya Zawawi Imron (2); Angkat Kisah Mahmoud Syaltout dan Gayatri

Pai pun menjawab, "Iku gampang. Dijak nang omahe Pak Hengky, dimakamno nangkono (Itu gampang. Diajak ke rumahnya Pak Hengky, dimakamkan di situ, Red)."
Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai diramaikan Ludruk Kolaborasi. Ludruk kolaborasi dengan lakon Rukun Agawe Santosa berhasil mengocok perut penonton dalam ajang Ziarah Kebangsaan Refleksi Indonesia Damai. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Sontak, usulan itu tak disetujui istrinya. Begitu pun Hengky. Adegan kemudian beralih ke peristiwa-peristiwa konflik jenaka, namun, semua ada solusinya. Yakni damai. Kembali lagi dalam semangat persaudaraan, sebagai sesama warga negara Indonesia. 

Berbagai seniman dan budayawan dari Jawa Timur turut menyuarakan persatuan. Lewat ziarah, refleksi, serta lewat pementasan seni-budaya. Gerakan positif untuk memberi kesadaran pada semua pihak. Seperti kata KH Zawawi, bahwa semua pihak harus rukun di bawah rumah merah-putih. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: