Bertemu Dubes Swiss, PJ Gubernur Jatim Tawarkan Investasi di Lima Kawasan Industri Jatim
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat memberikan plakat east java ke Dubes Swiss Olivier Zehnder di Gedung Negara Grahadi, Kamis, 22 Februari 2024.-Boy Slamet-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menerima kunjungan kerja dari Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder di Gedung Negara Grahadi pada Kamis, 22 Februari 2024.
Pada pertemuan tersebut, Adhy menawarkan investasi kepada Dubes Swiss.
Ada dua kawasan ekonomi khusus (KEK) dan lima kawasan industri di Jawa Timur ditawarkan. Investasi itu akan mengakomodir kebutuhan dari calon investor dan para pengusaha.
Adapun lima kawasan industri yang dimaksud, yakni Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Kabupaten Pasuruan, Safe n Lock di Kabupaten Sidoarjo, Halal Industrial Park Sidoarjo, Kawasan Industri di Kabupaten Tuban, Sidoarjo, Rangkah Industrial Estate (SIRIE) di Kabupaten Sidoarjo.
Bukan tanpa alasan, Adhy yakin Jawa Timur memiliki potensi investasi yang baik. Terlebih, Bumi Majapahit juga dikenal kaya akan komoditas ekspor, yang diminati pasar global.
"Berbagai peluang serta kemudahan berusaha ditawarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang didukung dengan iklim usaha yang kondusif," ungkap PJ Gubernur Jatim, yang tampak gagah mengenakan jas hitam.
BACA JUGA:Mendagri Minta Adhy Karyono Pertahankan Prestasi Khofifah
Selain itu, keduanya juga secara khusus membahas penguatan kerja sama di bidang ekonomi. Juga investasi dan perdagangan yang bisa ditingkatkan antara Jawa Timur dengan Swiss.
"Ini merupakan momentum menguatkan hubungan antara Provinsi Jatim dengan Swiss, serta masyarakat kedua wilayah. Saya berharap program kerjasama dan hubungan perekonomian Jatim dan Swiss meningkat dan memberikan kemanfaatan besar di masa mendatang," terangnya.
Tak dipungkiri, hubungan kerja sama bilateral antara Swiss dengan Indonesia, khususnya Jatim telah memberi dampak positif. Salah satunya sektor perekonomian di Jatim yang terus meningkat.
Melansir dari data Pusdatin Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, sejak tahun 2019 sampai 2023, neraca perdagangan Provinsi Jatim dan Swiss tercatat nilainya surplus bagi Jatim senilai USD 49,3 juta atau sekitar Rp 768,8 Miliar.
Sementara per agustus 2023, nilai ekspor Jatim ke Swiss mencapai USD 82,32 juta atau sekitar Rp 1,2 Triliun.
Sejumlah komoditas yang diekspor Jatim, berupa perhiasan, permata, perkakas, kendaraan, dan komoditas lainnya.
"Sedangkan nilai impor Swiss ke Jatim senilai USD 33,05 juta (sekitar Rp 515 Juta) dengan membawa komoditas berupa mesin pesawat mekanik, buku dan barang cetakan, bahan kimia organik, olahan dari tepung, tembakau, produk industri farmasi, dan perangkat optik," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: