Wayang Rajakaya Indonesia-Jerman oleh Herlambang Bayu Aji Angkat Cerita yang Global untuk Anak-anak

Wayang Rajakaya Indonesia-Jerman oleh Herlambang Bayu Aji Angkat Cerita yang Global untuk Anak-anak

Herlambang Bayu Aji membunyikan musik untuk pementasan Wayang Rajakaya karyanya, di Mawar Sharon Christian School Surabaya. -Moch Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

HARIAN DISWAY - Dalang Wayang Rajakaya Herlambang Bayu Aji mengemas pertunjukannya dengan gaya modern. Cerita Persahabatan itu Indah dan Dal Gembong Dinas dibawakan dengan audio visual yang ciamik. Isu sosial yang kompleks disederhanakan lewat cerita anak-anak.

Tampil di Auditorium Mawar Sharon Christian School Surabaya, Bayu memikat penonton dengan pertunjukan wayang modern. Mungkin, ia bisa disebut juga sebagai dalang multimedia. Sebab, pergelaran wayang Rajakaya karyanya kaya akan aspek audio visual. Berbeda dengan wayang-wayang klasik pada umumnya.

Bayu mengawali cerita dengan bumper in (semacam penanda suatu acara di program televisi). Ia menulis dan menyanyikan lagunya sendiri. Jika biasanya pergelaran wayang menggunakan background yang polos, Bayu justru memanfaatkan visual pemandangan dua dimensi.
Dalang multimedia. Begitulah julukan untuk Herlambang Bayu Aji. Ia kerap memadukan teknik visual multimedia dalam pementasannya. -Moh Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Ia memasang gambar hutan, pegunungan, dan peternakan sebagai latar tempat. Kemudian, seperti drama musikal, terdapat lagu-lagu orisinal karya Bayu yang diputar dalam pertunjukannya. 

Supaya menambah theater of mind, Bayu menempatkan sound effect untuk masing-masing tokoh. Mendukung gambaran aktivitas mereka. Pertunjukan wayang fabelnya mudah dimengerti karena menggunakan bahasa Indonesia.

BACA JUGA: Tak Hanya Jawa, Tiongkok Punya Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya

Lakon yang dipentaskan pada Selasa, 27 Februari 2024 itu mencakup isu sosial yang cukup berat. Yakni pembalakan hutan untuk perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan metafora pemimpin diktator. 

Kendati demikian, Bayu membalutnya dengan fabel yang ringan. Meski semua tokohnya adalah binatang, Bayu tak melupakan ciri khas dari dunia pewayangan. Yakni item-item seperti gedebog pisang dan bentuk figur yang ramping. 

Lucunya, hewan rajakaya atau hewan yang berkaki empat juga digambarkan berdiri seperti manusia. Tangan mereka menunjuk-nunjuk layaknya tokoh wayang pada umumnya.

Persahabatan itu Indah bercerita tentang nasib hewan-hewan di hutan Kalimantan. Kehidupan mereka dirampas oleh manusia yang hendak menciptakan perkebunan kelapa sawit di sana. 

Bayu menggambarkan setiap hewan di hutan memiliki cerita pilunya masing-masing. Seperti Bajul si buaya yang telah sepuluh tahun menjadi vegetarian akibat buruannya hilang entah ke mana. 

Mentek si monyet juga kehilangan buah-buahan kesukaannya. Begitu pun dengan Bajing si tupai yang rumah pohonnya ditebang, serta Bangkong si kodok yang kolamnya kering-kerontang. 

Mereka menyiasati nasibnya dengan pindah ke hutan lain. “Bajul dan Mentek memimpin para hewan di hutan untuk membuat pesawat terbang. Olinya terbuat dari telur. Bahan bakarnya terbuat dari susu,” ujar Bayu.

Lantas, para hewan itu tiba di hutan Jerman. Disambut ramah oleh Agus si angsa. Mereka pun bahu-membahu membangun kehidupan kembali di sana.
Salah seorang penonton menyampaikan apresiasinya usai pementasan Wayang Rajakaya yang digelar di Mawar Sharon Christian School Surabaya. -Moch Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: