Tantangan dan Peluang Sarjana Perikanan di Era Globalisasi: Menjadi Agen Perubahan

Tantangan dan Peluang Sarjana Perikanan di Era Globalisasi: Menjadi Agen Perubahan

Menghadapi ekonomi biru, lulusan sarjana perikanan dan kelautan memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan masa depan. --

HARIAN DISWAY - Indonesia sebagai negara maritim dengan kekayaan laut yang melimpah memiliki industri perikanan yang signifikan dalam kontribusinya terhadap perekonomian. Dari sektor perikanan dan kelautan, transaksi keuangan mencapai 310,7 miliar dolar AS yang telah dicapai tahun 2021, diperkirakan terus meningkat pada 2030 dengan nilai 730,28 miliar dolar AS.

Hal ini selaras dengan isu ekonomi biru yang terus dikembangkan yang diharapkan dapat terus mengangkat sektor perikanan dan kelautan. ekonomi biru yang nantinya dikembangkan pemerintah diharapkan selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang diadopsi oleh seluruh negara khususnya beberapa poin SDGs seperti no poverty, no hunger, clean water and sanitation, climate action dan life below water

Sebagai negara kepulauan, kita menyadari bahwa masyarakat pesisir sangat bergantung dengan keberadaan ekosistem pesisir. Diperkirakan sekitar 1,5 miliar masyarakat memiliki mata pencaharian di sektor perikanan dari kegiatan budidaya hingga pengolahan dan sektor jasa pendukungnya.

BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi

Selain itu sekitar 2,6 miliar masyarakat menggantungkan kebutuhan pangannya sebanyak 20 persen dalam bentuk protein daging putih (ikan). Hal inilah yang terus menjadi motivasi besar bagi Indonesia menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggul yang tidak hanya untuk keperluas domestik, tetapi juga kebutuhan pasar global. 

Melihat kondisi Industri perikanan Indonesia saat ini yang telah lama menjadi tulang punggung ekonomi dengan ekspor ikan dan produk kelautan memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa negara. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan bahwa konsumsi ikan pada 2030 diperkirakan mencapai 40 juta ton dan akan terus meningkat sekitar 30 persen.

Sektor perikanan diharapkan terus menyuplai kebutuhan pangan khususnya protein daging putih bagi warga bumi hingga 20 tahun mendatang. Namun, kondisi perairan laut yang mengalami penurunan kualitas menjadi ancaman serius. Overfishing, polusi, dan perubahan iklim memberikan dampak negatif pada stok ikan dan keberlanjutan industri perikanan. 

Tingginya permintaan global terhadap produk perikanan Indonesia menjadi peluang besar. Tetapi menjaga keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan keberlanjutan menjadi tantangan krusial. Perlu adanya strategi yang berbasis pada prinsip-prinsip perikanan berkelanjutan untuk memastikan bahwa ekspor tidak merugikan kelestarian laut.


Industri perikanan Indonesia saat ini yang telah lama menjadi tulang punggung ekonomi dengan ekspor ikan dan produk kelautan memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa negara. -iStock-

Melihat ke masa depan, keberlanjutan akan menjadi kunci dalam menjaga industri perikanan tetap relevan di panggung global. Maka, diversifikasi produk menjadi strategi yang penting untuk menghadapi perubahan pola konsumsi di pasar internasional. Peningkatan kualitas produk, label berkelanjutan, dan sertifikasi lingkungan akan menjadi nilai tambah yang sangat dicari oleh pasar global yang semakin peduli terhadap aspek lingkungan.

Tantangan masa depan yang harus disiapkan yaitu pasar bebas, digitalisaasi, dan ekonomi global. Dengan pasar yang semakin terbuka, industri perikanan harus mampu bersaing secara efisien dan memenuhi standar internasional untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Ini melibatkan peningkatan kualitas produk dan efisiensi dalam rantai pasok. 

BACA JUGA: Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTNBH (2): Kepedulian dan Tanggung Jawab Sosial PTNBH

Sementara itu, transformasi digital menjadi keniscayaan di berbagai sektor termasuk perikanan. Adopsi teknologi informasi dalam manajemen perikanan, pemasaran online, dan pemantauan stok ikan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Lebih lanjut lagi, fluktuasi harga global dan kebijakan perdagangan internasional dapat mempengaruhi daya saing produk perikanan Indonesia. Perlu adanya pemahaman mendalam tentang dinamika ekonomi global untuk menghadapi perubahan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: