Wisata ke Laut Mediterania dan Ghost Village di Turkiye Menapaktilasi Alexander Agung

Wisata ke Laut Mediterania dan Ghost Village di Turkiye Menapaktilasi Alexander Agung

Berwisata ke Laut Mediterania dan Ghost Village di Turkiye. Laut Mediterania yang dapat dinikmati di EƧmeler, Turkiye. -Ni Luh Putu Budiningsih-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Pesona Nathan Philips Square dan Humber Bay Arch Bridge di Toronto, Kanada

Tarif menginapnya 900 lira semalam. Fasilitasnya all in. Makan tiga kali sehari. Beberapa hari aku menginap di resort tersebut. Tiap sore kusempatkan bersantai di pantainya. Di bawah sebuah payung di atas papan kayu. 

Menikmati senja dan melihat dua camar laut berkejaran. Sayapnya mengembang, mengepak. Sesekali menukik. Si camar yang berada di belakang tampak tergesa-gesa, seperti ingin menyalip atau meraih perhatian camar yang berada di depan. Tampaknya si jantan sedang berharap. Tapi si betina jual mahal.

Esoknya, aku berinisiatif menuju Fethiye. Sebuah kota teluk di Turkiye. Di sana terdapat bangunan kuno Ancient City of Telmessos. Dari Eçmeler ke Fethiye naik bus, memakan waktu 1 jam dengan tarif 50 lira.

Bangunan kuno tersebut terdapat di sebuah tebing batu padas. Sangat megah. Pilarnya seperti kuil Yunani kuno. Katanya, bangunan tersebut berusia sekitar 200 tahun sebelum Masehi. Dulu dipakai sebagai sekolah peramal. 


Berwisata ke Laut Mediterania dan Ghost Village di Turkiye. Pesona biru Laut Mediterania dilihat dari ketinggian.-Ni Luh Putu Budiningsih-HARIAN DISWAY

Tokoh-tokoh besar seperti Raja Lydia Croesus maupun Alexander Agung pernah kemari. Jadi perjalananku semacam napak tilas. Tak jauh dari situ terdapat bangunan kuno berjajar di tebing. Sepertinya makam lama. 

Pondasinya dari kayu. Mungkin karena letaknya dekat dengan Yunani, kebudayaan atau seni arsitektur kuno dua negara sangat mirip.

Terlebih di sebelah barat, terdapat Ghost Village, atau “Desa Hantu”. Desa yang tinggal puing-puing bangunan. Tak berpenghuni dan kini dimanfaatkan sebagai tempat wisata sejarah. 

Jika di Indonesia, mendengar nama Ghost Village, pembuat konten horor pasti berbondong-bondong ke sana untuk melakukan uji nyali. Tapi bagi orang Turkiye, tempat itu potensial untuk mendulang pemasukan dari segi pariwisata. 

BACA JUGA: Oleh-oleh dari Le Havre Normandie: Perang Normandia dan Skema PC

Desa Hantu dulu dihuni oleh orang Yunani dan Turkiye. Sekian lama hidup berdampingan dengan harmonis hingga tercipta konflik yang membuat mereka berperang. Desa itu pun hancur dan ditinggalkan penduduknya.

Dari balik tebing desa kuno tersebut, dari ketinggian kulihat Laut Mediterania. Hari sudah sore. Matahari telah ingin tenggelam. Aku kembali ke resort. Saat itu aku kerasan berlama-lama di Turkiye. Suasananya syahdu mengharu-biru. (Ni Luh Putu Budiningsih)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway