Diajak Ikut Workshop Menyeduh Kopi, 20 Anak-anak Down Syndrome Asyik Belajar Mengenal Dunia Baru

Diajak Ikut Workshop Menyeduh Kopi, 20 Anak-anak Down Syndrome Asyik Belajar Mengenal Dunia Baru

Salah seorang dari 20 peserta yang ikut serta dalam workshop yang digelar Komunitas Kopi Jawa Timur. Mereka datang dari Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Jawa Timur dalam rangka peringatan Hari Kopi Nasional dan Hari Anak Down Syndrom-M Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dua peringatan Hari Kopi Nasional dan Hari Anak Down Syndrome Sedunia yang digabung, berlangsung asyik. Peserta dari POTADS Jawa Timur yang mengikuti workshop menyeduh Kopi sangat happy. Hmmm, mereka seperti cocok jadi barista!

Harum kopi menguar di Forum 1 Java Paragon Hotel and Residences Surabaya lantai 13. Mesin giling biji kopi terdengar sibuk bekerja. Di antara itu ada tangan-tangan mungil yang telaten belajar pada ahlinya bagaimana cara menyeduh campuran antara kopi robusta dan arabika. Sesuatu yang menarik.

Peserta yang ikut serta cukup banyak, 20 orang. Semua datang dari Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Jawa Timur. Untuk mudah diajari, mereka terbagi menjadi empat grup. Masing-masing terdiri dari lima orang. Semua terlihat antusias mengikuti tutorial membuat kopi yang manis tanpa gula.


Anggun Putri serius belajar menyeduh kopi didampingi Oppi Wibisono (kanan) barista owner Oppi Kopi yang menjadi mentor workshop di Java Paragon Hotel and Residences Surabaya pada Kamis, 21 Maret 2024. -M Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Sebagai pemandu acara Nyeduh Kopi Bareng Insan Down Syndrome pada Kamis, 21 Maret 2024 mulai pukul 16.00, Dirganto memberikan informasi yang cukup tentang Jawa Timur yang sangat kaya akan kopi. Sayang jarang dikenal oleh masyarakat. Terutama terkait latar belakang peringatan yang tak terlihat gegap gempita perayaannya.

BACA JUGA:Serasa di Dunia Berbeda, Wedding Fair Ini Mengenalkan Berbagai Vendor Pernikahan dengan Dekorasi Unik

Kata Ketua Komunitas Kopi Jawa Timur itu, workshop adalah kolaborasi dua komunitas dalam memperingati dua momen yang patut dimeriahkan dengan kegiatan seru. “Ada dua hari peringatan penting dalam di bulan Maret ini lho. Hari Kopi Nasional pada tanggal 11 dan Hari Anak Down Syndrome Sedunia pada tanggal 21,” kata pria yang disapa Cak Gantok itu. 

Seperti tak ingin meninggalkan kesempatan, semua peserta berusaha menyimak betul-betul. Mereka bahkan terlihat serius dengan mengenakan celemek putih yang membalut kaus merah yang bertuliskan “Yes! I am a smart down syndrome”. Di depan meja masing-masing, telah disiapkan perlengkapan menyeduh kopi.


Dalam workshop, anak-anak dipandu mengukur takaran biji kopi pilihan dari Gunung Argapura dan Gunung Semeru yang ditimbang seberat 10 gram. -M Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Sepanjang workshop, para peserta dibimbing oleh barista-barista yang punya skill oke dari beberapa kedai kopi yaitu Kroesel House of Coffee, Toko Kopi Petik Merah, dan Oppi Koppi. Ada Dyan F. Amboro, Alfiandi Imam, Hamzah, dan Oppi Wibisono. Dengan sabar, keempatnya membimbing satu per satu peserta untuk menjajal cara membuat kopi.

Pertama, biji kopi pilihan dari Gunung Argapura dan Gunung Semeru ditimbang dengan takaran 10 gram. Selanjutnya, biji kopi tadi digiling, tetapi jangan terlalu halus supaya rasanya tidak pahit. Biji kopi yang telah dihaluskan difilter dalam V60 bersama seduhan air panas.

Diterangkan kepada peserta bahwa V60 adalah alat penetes (dripper) kopi untuk menjaga karakter rasa dan aroma kopi. Tinggal tunggu sampai tetes terakhir, kopi pun siap dihidangkan. Agaknya tidak begitu sulit mengajari insan down syndrome. Sebagian dari mereka cepat paham. Caranya mudah diingat sehingga mereka bisa membuat kopi sendiri di rumah,” kata Cak Gantok.

Salah seorang peserta Luisa Nadya Rafaelah Tanjaya begitu cermat bekerja. Tangannya lincah menimbang biji kopi dan menuangkan air panas di atas V60. Dia tampak terlatih. Tak heran, ternyata Nadya telah merintis Ahavah Desserts, bisnis kuliner seperti kue, muffin, dan puding di rumah. “Senang dan gampang bikinnya. Tapi, enggak seneng minumnya,” kata Nadya. 


Keseriusan Nadya Raphaela (tengah) selama mengikuti workshop menyeduh kopi. Mentor yang mendampinginya Alfiandi Imam (kiri) sangat telaten memberi tahu caranya dalam acara Nyeduh Kopi Bareng Insan Down Syndrome. -M Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: