Ketika Harga Besar Naik: Antara Melindungi Petani dan Konsumen

Ketika Harga Besar Naik: Antara Melindungi Petani dan Konsumen

Pupuk bersubsidi akan tetap disalurkan ke petani--iStock

Disiapkan 30 ton beras yang terdiri dari 24 ton beras untuk stabilitas pasokan dan harga pangan, serta 6 ton beras permium. Mereka yang dapat membeli beras hanya yang memiliki KTP Kediri.

Adanya operasi pasar dan panen raya harga beras di pasaran itu akan mengalami penurunan. Menurut Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, kegiatan panen raya di Jawa Timur biasanya dimulai akhir Februari 2024 dan diperkirakan mencapai puncaknya pada April 2024.

Adanya hasil panen tersebut diprediksi beras membanjiri pasaran dan harganya mengalami penurunan. Bahkan panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen. Dari 51.741 pada Januari 2024 menjadi 108.435 di Februari 2024.


Harga beras di pasaran mengalami kenaikan yang beragam. Pada Februari 2024 ini, harga rata-rata harga beras di level eceran mencapai Rp 15.157 per kilogram. --iStock

Luasan tersebut meningkat pada Maret 2024 sebesar 361.151 hektar. Oleh karena itu petani yang panen pada Maret 2024 hingga April 2024 kemungkinan tidak mendapatkan keuntungan besar seperti mereka yang panen raya pada Februari 2024. 

Bagaimana caranya petani sebagai produsen pangan khususnya padi mendapatkan keuntungan dan masyarakat sebagai konsumen mendapatkan harga beras yang terjangkau?

Pemerintah perlu melindungi keduanya. Untuk petani, pemerintah harus memberikan subsidi pupuk. Selama ini subsidi pupuk kepada petani masih memunculkan persoalan.

Seperti pembagian pupuk bersubsdi yang belum cukup, kelangkaan pupuk, ketersediaan pupuk bersubsidi, adakalanya tidak sesuai dengan jadwal tanam, dan lain-lain.

Tahun 2023, pemerintah memberikan subsidi pupuk dan benih untuk mengurangi biaya produksi dan menyejahterakan petani. Pada saat ini program subsidi pupuk dialokasikan dana sekitar Rp 25 triliun.

Pada 2024, pemerintah berencana menambah alokasi subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun agar semakin banyak petani yang mendapat pupuk bersubsidi.

BACA JUGA: HET Atasi Harga Beras yang Ugal-ugalan

Beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, India, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, dan Kenya memberikan subsidi pupuk kepada petani. Malaysia memberikan subsidi pupuk secara langsung dalam bentuk fisik dengan persentase tertentu.

Begitu pula Filipina yang memberikan melalui sistem kupon diskon harga untuk pembelian pupuk Urea, ZA, dan K.

Sementara, di Sri Lanka dan India memberikan subsidi pupuk secara tidak langsung yaitu melalui industri pupuk. Pemerintah Bangladesh dan Pakistan menerapkan subsidi harga pupuk karena sebagian besar pupuk berasal dari impor yang harganya mahal.

Demikian pula Indonesia memberikan subsidi pupuk kepada petani. Bahkan pada 2024 mendapat tambahan subsidi. Diharapkan para petani bersemangat memproduksi pangan dan dapat meningkatkan kesejahteraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: