Ekonomi Mudik

Ekonomi Mudik

Ilustrasi mudik. -Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Tipe kedua adalah mereka-mereka yang bekerja di sektor formal. Para profesional seperti dokter, pengacara, banker, pegawai swasta, pegawai negeri, dan pengusaha. Mereka umumnya meredistribusi kekayaannya dengan belanja di tempat wisata, sewa hotel, dan membagi-bagikan angpau kepada sanak saudara. 

BACA JUGA: 3.840 Tiket Mudik Gratis Dishub Jatim Ludes

Bila bisa ditangkap dengan baik oleh pemerintah daerah, redistribusi kekayaan itu bisa berdampak signifikan pada ekonomi di daerah. Pengembangan pariwisata dan penataan usaha kuliner yang baik akan memaksimalkan nilai ekonomi mudik kali ini. Tentu saja, juga harus didukung infrastruktur yang baik seperti jalan, akses ke tempat wisata, dan kualitas kuliner di daerah. 

Esensi kedua adalah makin baiknya infrastruktur yang bisa berdampak positif pasca-aktivitas mudik. Tak jarang,  mudik mengharuskan pemerintah memperbaiki dan menambah  infrastruktur, mulai pembangunan jalan darat, rel kereta api, jembatan, bandar udara, hingga pelabuhan laut. Hal tersebut tentu positif untuk sektor infrastruktur itu sendiri.

Ketiga, mudik menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yakni melalui peningkatan konsumsi. Itu terjadi karena begitu besarnya volume pemudik yang mencapai 193,6 juta orang. Nilai konsumsi agregat yang dihasilkan akan sangat besar, mencapai ratusan triliun rupiah. 

BACA JUGA: Waspadai Penyakit Menular Ketika Mudik, IDI Sarankan Pakai Masker

Konsumsi yang cukup besar menjelang mudik biasanya berupa pembelian motor, mobil, bahan makanan, pakaian, dan biaya komunikasi. Dari fakta itu, berarti mudik Lebaran bisa dijadikan akselerator dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi.

Dengan tiga esensi ekonomi itu, mudik Lebaran akan memiliki dampak besar bagi perekonomian daerah. Jika dimaksimalkan, nilainya akan makin besar. 

Pemerintah daerah harus bisa menangkap peluang itu dengan memperbaiki infrastruktur, memudahakan akses, membuka destinasi-destinasi wisata baru, menggerakkan usaha mikro-kecil untuk memproduksi suvenir, jajanan khas, hingga kuliner yang menarik. 

BACA JUGA: Mudik Motor Gratis 2024 Masih Tersedia Ribuan Kuota Tiket, Cek Jadwal dan Cara Daftar

Jika bisa memberikan kepuasan pemudik, peluang makin bergairahnya mudik pada Lebaran-Lebaran mendatang terbuka lebar. Artinya, setiap tahun daerah bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari tradisi mudik Lebaran. 

Apalagi, mudik tidak hanya berdampak secara ekonomi. Ada dampak positif lain yang bisa dinikmati daerah seperti sosial dan budaya sehingga bisa menciptakan masyarakat yang positif dan mau bersama-sama menggerakkan pembangunan daerah. (*)

*) Dosen ekonomi syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta wakil dekan pada Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: