Pemahaman Budaya untuk Penguatan Kesehatan Ibu dan Anak (1): Dampak Budaya Patriarki

Pemahaman Budaya untuk Penguatan Kesehatan Ibu dan Anak (1): Dampak Budaya Patriarki

ILUSTRASI pemahaman budaya yang tepat dapat menguatkan kesehatan ibu dan anak. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

PERSOALAN kesehatan secara umum terakit erat dengan kebudayaan. Orang menjadi sehat atau sakit sangat dipengaruhi oleh perilaku dalam keseharian. Menurut berbagai penelitian, perilaku memengaruhi hampir 60 persen determinan kesehatan, selain faktor lingkungan

Perilaku sangat erat kaitannya dengan budaya, yaitu kebiasaan sehari-hari yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. budaya sebenarnya sesuatu yang dinamis, mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena faktor internal dan eksternal. 

Persinggungan yang intens dengan dunia luar (eksternal) biasanya akan mempercepat perubahan budaya. Namun, bagi masyarakat yang cenderung tertutup, perubahannya biasanya sangat lambat. Pendidikan menjadi faktor internal untuk mendorong perubahan budaya. 

BACA JUGA: Patriarki dan Kurangnya Kesadaran Hukum Picu Kekerasan Perempuan dan Anak di Surabaya

Masyarakat dengan pendidikan rendah cenderung lebih memercayai berbagai hal yang diturunkan dari orang tua mereka serta dari orang-orang yang disegani di kampung mereka daripada percaya kepada petugas medis. 

Faktor-faktor budaya dan kepercayaan seperti konsepsi-konsepsi mengenai hubungan perempuan dan laki-laki, budaya pengasuhan anak, dan kepercayaan terhadap makanan yang meliputi berbagai pantangan terhadap makanan membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. 

Dalam masyarakat yang masih menganut budaya patriarki yang kuat, yaitu posisi perempuan lebih lemah daripada laki-laki, perempuan dan anak sering kali menjadi korban atas kepercayaan yang berkembang di masyarakat mengenai kesehatan. 

BACA JUGA: Tingkatkan Kualitas Kesehatan Ibu-Anak, RSIA Lombok Dua Dua Hadirkan Layanan Fisioterapi Bebas Cedera

Hal tersebut tentu saja harus dicegah sedini mungkin agar korban bisa dihindari. Identifikasi terhadap budaya yang kurang baik menjadi langkah penting untuk hal tersebut.

Salah satu aspek kebudayaan yang sangat memengaruhi kondisi kesehatan ibu dan anak adalah relasi antaranggota keluarga. Pada sebagian besar masyarakat Indonesia, budaya patriarki masih sangat dominan. 

Patriarki merupakan sebuah sistem yang menempatkan laki-laki dewasa pada posisi sentral, sedangkan yang lainnya, seperti istri dan anak, diposisikan sesuai kepentingan pihak laki-laki. 

BACA JUGA: Gibran dan Selvi Periksa Kesehatan Ibu-Ibu Hamil di Depok

Dalam sistem itu, perempuan diposisikan sebagai istri yang bertugas mendampingi, melengkapi, menghibur, dan melayani suami. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah istri adalah kanca wingking, yang tugasnya di dapur, sumur, dan kasur. 

Berbagai keputusan penting menyangkut keluarga sangat dipengaruhi oleh sikap dan keputusan suami sebagai kepala keluarga. Pendapat seorang perempuan, dalam hal ini istri, jarang dijadikan acuan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: